SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Saluran irigasi Waduk Cengklik belum jelas kapan akan akan dilakukan.

Solopos.com, BOYOLALI Rencana pengerukan sedimen Waduk Cengklik masih belum jelas. Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) belum bisa memastikan kapan pengerukan waduk akan dimulai. Kepala Seksi Pelaksanaan Operasi dan pemeliharaan, Sarmin, mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji tentang rencana pengerukan itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Masih kami kaji dulu, karena mengeruk waduk itu tidak boleh sembarangan harus ada perencanaan yang matang,” kata dia saat ditemui Solopos.com di sela-sela pertemuan pembahasan Waduk Cengklik di Kantor Desa Dibal, Kamis (26/2/2015).

Dia mengatakan pada 2015 ini belum ada kajian terkait pengerukan sedimen tersebut. “Saya sudah konfirmasi ke bidang yang menangani ini di BBWSBS, ternyata belum ada kajiannya itu,” ucap dia.

Menurut dia, kajian tersebut memerlukan waktu selama satu tahun. “Untuk mengkaji itu harus ada konsultan, bagaimana jenis tanahnya. Jangan sampai ketika waduk sudah dikeruk malah menambah masalah baru,” kata Sarmin.

Sementara itu, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Tri Mandiri Sejahtera Daerah Irigasi Cengklik, Samidi, menyatakan sedimentasi waduk cengklik sudah semakin parah. Kondisi lahan persawahan yang mengandalkan pengairan dari Waduk Cengklik sudah semakin mengkhawatirkan.

Dia mendesak BBWSBS untuk segera melakukan pengerukan untuk mengantisipasi kekurangan persediaan air pada lahan di daerah irigasi cengklik.

“Itu sudah mendesak harus segera di keruk, sebab saat ini sudah ada 737 hektare lahan yang kekurangan persediaan air,” ucap dia.

Selain itu, lanjut Samidi, dampak lain dari lambannya pengerukan sedimen Waduk Cengklik yakni ada enam desa  di Kecamatan Nogosari dan Ngemplak yang saluran irigasi tersier telah menjadi sawah.

“Di Kecamatan Nogosari di Desa Kenteng, Patroyanan, Sembungan, dan di Kecamatan Ngemplak di Desa Jeron, Manggung, Kismoyoso, dan Giriroto,” kata dia.

Menurut Samidi, volume endapan yang ada di Waduk Cengklik mencapai 9 juta meter kubik. Hal itu berdasarkan perhitungan daya tampung waduk pada 1970 yang mencapai 17,5 juta meter kubik. Namun saat ini daya tampung Waduk Cengklik hanya 8,5 juta meter kubik atau berkurang 9 juta meter kubik. “Itu hitungan kasarannya, secara teknis memang harus ada studinya,” kata Samidi.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya