SOLOPOS.COM - RUSAK PARAH--Saluran irigasi primer di Desa Pondok, Kecamatan Nguter,Sukoharjo mengalami kerusakan parah dan menyebabkan kebocoran di berbagai titik. Kondisi tersebut menyulitkan petani membuat persemaian karena air langsung masuk ke areal persawahan dan mengakibatkan lahan selalu tergenang. Foto diambil Senin (23/4/2012). (Triyono/JIBI/SOLOPOS)

RUSAK PARAH--Saluran irigasi primer di Desa Pondok, Kecamatan Nguter,Sukoharjo mengalami kerusakan parah dan menyebabkan kebocoran di berbagai titik. Kondisi tersebut menyulitkan petani membuat persemaian karena air langsung masuk ke areal persawahan dan mengakibatkan lahan selalu tergenang. Foto diambil Senin (23/4/2012). (Triyono/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO--Petani di Desa Pondok, Kecamatan Nguter, Sukoharjo kesulitan membuat persemaian akibat kebocoran saluran primer di wilayah setempat. Saluran irigasi bocor sepanjang sekitar 500 meter dan membuat areal persawahan selalu tergenang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang petani Pondok, Ndut Hudayahman menyatakan saluran air mengalami kerusakan dan bocor di berbagai lokasi dengan panjang keseluruhan mencapai sekitar 500 meter. Dia mengatakan kebocoran saluran mengakibatkan adanya pasokan air irigasi secara berlebihan sehingga justru merugikan petani.

“Bukan soal kekurangan, tetapi sebaliknya justru berlebihan sehingga untuk membuat persemaian saja petani menjadi sulit. Air yang bocor dengan mudah masuk ke persawahan dari titik-titik kerusakan saluran dan menggenangi sawah sepanjang waktu,” ungkap Ndut yang juga Kaur Umum Desa Pondok saat ditemui Solopos.com di desa setempat, Senin (23/4/2012).

Dia menjelaskan untuk mengatasi keadaan tersebut petani sering melakukan perbaikan secara swadaya dengan cara menutup lokasi kebocoran menggunakan tanah uruk. Sedangkan untuk lokasi persemaian, kata dia, ada dari petani terpaksa memilih areal persawahan yang aman untuk menebar benih meskipun bukan di arealnya sendiri.

Terkait kondisi itu, Ndut menyatakan petani berharap agar segera dilakukan perbaikan saluran oleh instansi terkait. Terlebih jika dibiarkan berlarut-larut, situasi demikian tidak menutup kemungkinan membuat petani di bagian hilir saluran sulit mendapatkan air irigasi. Hal itu disebabkan air lebih banyak terbuang selama perjalanan akibat kebocoran saluran.

Petani lain di Dukuh Margorejo, Sumarno, 29, menyatakan harapan serupa. Dia menyebutkan selama ini perbaikan saluran hanya dilakukan secara swadaya untuk kepentingan jangka pendek. Selebihnya untuk pembenahan permanen, jelas dia, cukup  sulit diwujudkan mengingat keterbatasan kemampuan petani.

“Setiap kali hendak menanam petani biasanya petani bekerja bakti dulu menambal titik-titik kebocoran. Minimal bisa menanam dulu karena tidak lama kemudian saluran sudah bocor lagi dan air lari kemana-mana,” ujarnya ditemui secara terpisah, kemarin.

Sumarno menambahkan kebocoran saluran membuat pola pengairan tidak bisa diatur. Terlebih saat musim hujan dan sering terjadi banjir, pasokan air sering melebihi kebutuhan dan berdampak tidak baik untuk perkembangan tanaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya