SOLOPOS.COM - ilustrasi khotbah (JIBI/Solopos/Ivan Andimuhtarom)

Solopos.com, WONOGIRI--Pelaksanaan Salat Id di Wonogiri kota dipusatkan di halaman Masjid Agung At Taqwa Wonogiri sampai areal Alun-alun Kabupaten Wonogiri, Senin (28/7/2014) pagi. Ribuan warga muslim yang tinggal di Wonogiri kota berbondong-bondong mendatangi lokasi itu sejak pagi untuk mengikuti Salat Id yang digelar Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kota Wonogiri tersebut.

Pantauan solopos.com, Senin, pelaksanaan Salat Id dimulai tepat pukul 06.30 WIB. Cahaya matahari tak tampak selama proses Salat dan khotbah berlangsung sehingga suasana salat menjadi lebih khusyu.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Jemaah laki-laki menempati saf depan hingga ke jalan. Sementara jemaah perempuan menjalankan ibadah di lokasi alun-alun. Banyak jemaah yang membawa koran bekas untuk digunakan sebagai alas salat. Sebagian lainnya membawa sajadah sebagai alas untuk salat.

Seusai salat yang dipimpin Ustaz Syaifudin, jemaah mendengarkan khotbah Idul Fitri yang disampaikan Ustaz Sriyono. Dalam khotbahnya, ia mengatakan hari itu adalah momentum kemenangan setiap hamba Allah yang beriman. Ekspresi kemenangan itu menurut dia terasa saat matahari tenggelam sehari sebelumnya yang menandai genapnya bulan Ramadan.

“Kemenangan yang gilang gemilang tersebut pantas kita rayakan dengan penuh syukur ke hadirat Allah SWT karena kita sadar bahwa hanya dengan petunjuk dan pertolongan-Nya semata kita dapat melaksanakan berbagai macam ibadan di bulan Ramadan,” papar dia.

Menurutnya, manusia menjadi makhluk paling baik bukan semata karena kesepurnaan struktur biologis, tetapi karena anugerah hati, pikiran dan juga nafsu. Namun, jika manusia memperturutkan hawa nafsunya, maka orang tersebut telah meniti jalan fujur atau kesesatan.

“Manusia yang menuruti hawa nafsu kondisinya sungguh tragis, memilukan dan memalukan. Maka harus dikembalikan ke posisi semula sebagai makhluk mulia dengan cara melaksanakan ibadah puasa karena esensi ibadah puasa adalah pengendalian hawa nafsu,” terangnya.

Pada khotbah tersebut, ia juga menyinggung menipisnya semangat gotong-royong dan kepedulian sosial di tengah masyarakat dewasa ini. Menurutnya, dengan ibadah puasa, merasakan lapar dan dahaga, kepekaan sosial dapat tumbuh.

Ia menegaskan, manusia harus berprasangka baik kepada Allah dengan meyakini dosa-dosa kepada Allah sudah termaafkan setelah melaksanakan ibadah puasa. Namun, manusia harus sadar kalau mereka kadang berbuat salah kepada sesama.

“Secara vertikal, dosa kita sudah diampuni oleh Allah. Tapi secara horisontal kita diperintahkan saling memaafkan dan merajut kembali tali silaturahmi yang selama ini terpisahkan oleh jarak, waktu dan berbagai kepentingan,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar para istri yang menyadari beratnya perjuangan seorang suami segera bersimpuh dan memohon ridlonya. Demikian juga halnya dengan suami, agar meminta maaf kepada istri jika berbuat salah.
Pada bagian penutup, ia membacakan hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhori, “Orang yang memiliki sifat belas kasih, maka ia akan dikasihi Yang Maha Pengasih. Sayangilah apa-apa yang ada di bumi biscacya yang di langit sayang kepada kamu.”

Ditemui solopos.com seusai acara, Ustaz Sriyono menambahkan esensi Idul Fitri adalah maaf-memaafkan. Sehingga, ia berpendapat momentum itu sangat tepat digunakan untuk meredam rasa permusuhan yang diakibatkan oleh Pemilu Presiden 2014.

“Mari memikirkan kepentingan yang lebih besar. Proses [Pilpres] sudah dijalani. Maka mari kembali ke Indonesia untuk masa depan Indonesia,” katanya.
Salah seorang jemaah, Misdi, 52, mengaku selalu mengikuti Salat Id di sekitar Alun-alun Wonogiri. Selesai salat, lanjutnya, biasanya keluarga menggelar acara silaturahim dan saling memaafkan.

“Setelah keluarga, lalu nanti keliling di wilayah RT untuk halal bi halal. Kebetulan ada saudara dari Jakarta yang pulang. Biasanya kami menyempatkan diri untuk rekreasi ke pantai-pantai di D.I. Yogyakarta saat libur Lebaran seperti ini,” ujar warga Banaran, Wonoboyo, Wonogiri tersebut, Senin.

Sebelum pelaksaan salat, salah satu PHBI Kota Wonogiri menginformasikan, berdasarkan penghimpunan zakat fitrah, zakat mal, fidyah dan infak, telah terkumpul uang dan beras yang telah didistribusikan kepada masyarakat sekitar. Ia mengatakan, di sektor tengah, panitia menghimpun dana senilai Rp61.024.000 dan beras 1.821 kg. Di sektor timur atau sekitar masjid Al Faqih, panitia menghimpun dana Rp24.645.800 dan beras 9.369 kg.

“Di sektor utara atau di sekitar Masjid Al Hidayah, kami mengumpulkan dana Rp68.918.500 dan beras 4.681,5 kg. Sektor selatan belum ada laporan. Selain dibagikan kepada warga sekitar, beras dan dana juga kami distribusikan ke daerah lain seperti Ngadirojo, Pracimantoro, Paranggupito, Manyaran dan sebagainya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya