SOLOPOS.COM - Lukisan Nyi Roro Kidul (ilustrasi/Bisnis)

Solopos.com, BANTUL — Pangeran Rangga Samudra atau yang lebih dikenal dengan nama Raden Rangga adalah salah satu anak Panembahan Senopati. Dia dikenal sakti mandraguna dan disebut-sebut merupakan keturunan Ratu Pantai Selatan.

Sampai saat ini, kisah tersebut menjadi mitos yang berkembang di tengah masyarakat Jawa. Hal tersebut didasari kisah tentang kesaktian Raden Rangga dan kematiannya yang misterius.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Diceritakan bahwa Raden Rangga merupakan salah satu dari 14 anak Panembahan Senopati, raja pertama Kerajaan Mataram Islam, yang hidup pada abad ke-16. Diberitakan sebelumnya, Panembahan Senopati alias Danang Sutawijaya, berhasil menjadi Raja Mataram dengan bantuan Nyi Roro Kidul.

Baca juga: Ini Batu Cinta Panembahan Senopati & Nyi Roro Kidul di Parangkusumo

Kala itu, Danang Sutawijaya bersemedi di tepi Pantai Parangkusumo. Menurut cerita yang berkembang, semedi yang dilakukan Danang Sutawijaya membuat air laut bergejolak. Ombak tersebut menimbulkan hawa panas yang membuat Ratu Laut Kidul keluar dari istananya.

Di tepi Pantai Parangkusumo, Nyi Roro Kidul bertemu dengan pria gagah yang bersemedi. Dia lantas menanyakan keinginan Danang Sutawijaya dan berniat membantunya.

Kala itu Nyi Roro Kidul mengajukan syarat agar Danang Sutawijaya dan keturunannya yang menjadi Raja Mataram harus bersedia menjadi suaminya. Keduanya pun menyepakati perjanjian tersebut.

Baca juga: Ular Besar dan Misteri Kematian Raden Rangga Putra Panembahan Senopati

Raden Rangga

Konon, Raden Rangga adalah keturunan sang penguasa pantai selatan itu dengan Panembahan Senopati. Namun, ada versi lain yang mengisahkan ibunda Raden Rangga yang merupakan seorang putri boyongan yang dititipkan kepada Danang Sutawijaya. Dari situ Danang Sutawijaya, yang merupakan nama muda dari Panembahan Senopati, tertarik dengan sang putri.

“Cerita meninggalnya Raden Rangga misterius karena ada kisah yang menyebutkan dia sengaja dihilangkan karena dianggap berbahaya,” urai pemerhati sejarah asal Solo, KRMT L Nuky Mahendranata Nagoro, yang baru-baru ini mengunjungi petilasan Panembahan Senopati di Kota Gede, Yogyakarta, di Instagram.

Semasa hidup, Raden Rangga dikenal sakti, namun berperangai buruk karena mudah tersinggung dan cepat marah. Ketika marah Raden Rangga selalu meluapkannya dengan memukul siapa saja dan apa saja yang ada di depannya. Sepak terjang Raden Rangga didengar ayahandanya yang kemudian memberinya pelajaran.

Baca juga: Kisah Raden Rangga, Putra Panembahan Senopati yang Sakti tapi Pemarah

Raden Rangga pun diperintahkan berguru kepada eyangnya, Ki Juru Martani. Kendati sempat menggerutu dan tidak suka, akhirnya ia mau berguru kepada sang eyang. Setelah mendapat gemblengan dari Ki Juru Martani, kesaktian Raden Rangga kian bertambah.

Suatu ketika Raden Rangga pulang ke Kerajaan Mataram. Namun dalam perjalanan ia bertemu sesosok ular besar. Pertarungan di antara mereka pun tidak dapat dihindari dan dimenangi Raden Rangga.

“Raden Rangga bertemu ular besar di Desa Patalan dan bertarung dengannya. Setelah partarungan yang dimenanginya, Raden Rangga pulang ke Mataram,” sambung Nuky.

Baca juga: Ini Lokasi Gerbang Istana Ratu Kidul di Pantai Parangkusumo Jogja

Tanpa dinyana, dari pertarungan dengan ular tersebut Raden Rangga terkena patukannya dan jatuh sakit. “Raden Rangga kemudian meninggal oleh sebab bisa ular tersebut. Jenazahnya lalu dimakamkan di Kota Gede [Yogyakarta],” sambungnya.

Kisah ular besar yang menggigit dan menyebabkan kematiannya juga masih jadi misteri. Ada yang mengisahkan ular itu berasal dari Laut Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya