SOLOPOS.COM - Penari berlatih Tari Bedhaya Anglir Mendung di Pura Mangkunegran, Solo, Selasa (2/3/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 300 tamu undangan Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro (MN) X akan disuguhi tarian Bedhaya Anglir Mendung di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran Solo, Sabtu (12/3/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

Tarian sakral tersebut akan dipentaskan selama 45 menit oleh tujuh penari perempuan. Hal itu diungkapkan Pengageng Kemantren Langen Praja Pura Mangkunegaran, Raden Tumenggung Syamsuri, kepada wartawan, Rabu (9/3/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, tarian Bedhaya Anglir Mendung tak bisa sembarangan dipentaskan. Tarian itu hanya boleh dipentaskan pada momen-momen khusus atau istimewa seperti jumenengan atau upacara kenaikan takhta adipati baru.

Baca Juga: Sejarah Bedhaya Anglir Mendung, Tarian Sakral Pusaka Mangkunegaran Solo

Karena kesakralannya, tidak sembarang orang bisa membawakan tarian tersebut. Syamsuri menjelaskan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi agar bisa menjadi penari Bedhaya Anglir Mendung.

Syarat pertama, calon penari harus masih remaja atau muda. Selama ini syarat itu selalu dipenuhi. “Penarinya harus masih remaja. Jadi kami melatih penari-penari baru. Kami sudah proses sejak Februari [2022]. Ini terus disiapkan. Sebab 12 Maret 2022 ada Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X,” ujarnya.

Tak Berani Melanggar

Menurut Syamsuri, sejak dulu syarat tersebut tidak pernah dilanggar karena memang sudah menjadi pakem. Ia pun mengaku tidak tahu dampak seperti apa yang akan terjadi jika syarat tersebut dilanggar.

Baca Juga: Latihan Tari Bedhaya Anglir Mendung, Persiapan Jumenengan KGPAA MN X

“Pakemnya begitu. Jadi kami enggak berani untuk melanggar,” urainya. Syarat lain menjadi penari Bedhaya Anglir Mendung yaitu tidak boleh sedang haid atau datang bulan. Tidak ada penjelasan detail ihwal syarat itu.

Namun, hal tersebut membuat Syamsuri harus menyiapkan penari cadangan yang akan tampil saat Jumenengan Mangkunagoro X. “Di samping remaja, saat hari H penari tidak boleh ada yang sedang haid atau datang bulan,” tuturnya.

Syarat berikutnya menjadi penari Bedhaya Anglir Mendung, menurut Syamsuri, yaitu harus menjalani karantina dan puasa pada H-1 pementasan. Ritual tersebut untuk melatih ketenangan dan konsentrasi para penari.

Baca Juga: Intip Yuk, Persiapan Jumenengan Mangkunagoro X di Mangkunegaran Solo

“Jumlah penarinya pun ditentukan tujuh orang. Alasannya apa kurang tahu, tapi sudah menjadi pakemnya seperti itu. Dalam sejarahnya pun jumlah penari Bedhaya Anglir Mendung ini tujuh orang,” terangnya.

Perangkat Gamelan Pengiring

Di sisi lain, tarian Bedhaya Anglir Mendung dalam Jumenengan Dalem KGPAA Mangkunagoro X akan diiringi perangkat gamelan atau karawitan Kiai Kanyut Mesem, Kiai Udan Asih, dan Kiai Udan Arum, koleksi dari Pura Mangkunegaran. Konon suara dari perangkat gamelan itu jernih dan enak didengar walau tidak menggunakan pengeras suara.

Bedhaya Anglir Mendung dianggap sebagai tarian pusaka Mangkunegaran Solo karena mempunyai arti yang penting bagi Praja Mangkunegaran. Fungsinya sebagai salah satu upaya pembinaan kekuasaan Mangkunegaran.

Baca Juga: 7 Gadis Penari & Ritual Adat Disiapkan untuk Jumenengan Mangkunagoro X

Tarian itu juga sebagai pengingat perjuangan pendiri Pura Mangkunegaran yakni Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa yang kemudian menjadi Mangkunagoro I.

Bedhaya Anglir Mendung selalu dipergelarkan dalam acara-acara resmi, seperti pada upacara khol agung Pangeran Sambernyawa 24 windu pada 6 Maret 1982. Begitu juga ketika memperingati ultah ke-64 Mangkunagoro VIII pada 14 Maret 1982

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya