SOLOPOS.COM - Tampilan depan aplikasi berbasis website yang dikembangkan Komunitas Petani Muda Klaten bernama Sitampan untuk memudahkan investor memantau ternak kambing mereka yang dikelola peternak lokal. Foto diambil Kamis (29/9/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Komunitas Petani Muda Klaten (KPMK) mengembangkan dua aplikasi sekaligus. Kedua aplikasi itu untuk pemantauan benih padi varietas Rajalele Srinuk dan Srinar serta aplikasi pemantauan ternak.

Aplikasi pemantauan benih rajalele itu diberi nama Sirojo. Sementara, aplikasi pemantauan peternakan diberi nama Sitampan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua KPMK Klaten, Afif Amrizal Amri, mengatakan latar belakang pembuatan aplikasi Sirojo dimaksudkan memantau peredaran benih padi Rajalele Srinuk dan Srinar. Sesuai kebijakan Pemkab, benih padi varietas hasil penelitian Batan dan Pemkab Klaten itu hanya untuk petani Klaten.

“Sirojo dikembangkan sejak Juni 2022 dan saat ini baru tahap testing dan sosialisasi ke penyuluh setiap BPP kecamatan,” kata Afif saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (29/9/2022).

Sementara itu, Sitampan merupakan aplikasi pemantauan ternak. Aplikasi itu dibuat untuk membantu investor peternakan memantau investasi atau ternak mereka secara real time.

Baca Juga: Sistem Green House, BUM Desa Bogem Klaten Panen Geden Melon Golden

Ada empat elemen yang terlibat dalam pengembangan Sitampan, yakni KPMK, investor, peternak induk, dan peternak lokal.

Prosesnya, investor menyetorkan uang ke peternak induk dan peternak induk mengirimkan ternak ke peternak lokal. Para peternak lokal merupakan peternak yang didampingi KPMK melalui kegiatan Ngaji Tani yang digelar sekali dalam sepekan.

“Untuk investor itu bisa login di aplikasi Sitampan mengecek ternak mereka, yakni kambing. Dari sana akan muncul informasi ternaknya dipelihara siapa, kapan, tanggal dropping kambing, kapan kambing dijual, tahu selisih bobot, bagi hasilnya, dan lain-lain,” kata Afif.

Afif menjelaskan aplikasi itu lahir dari program yang digulirkan KPMK mempertemukan antara investor, peternak induk , serta peternak lokal. Program itu terlahir dari kegiatan Ngaji Tani.

Baca Juga: Kendalikan Inflasi, Klaten Canangkan Penanaman 1 Juta Cabai Mulai Pekan Depan

Saat ini, sudah ada lima investor ternak kambing dengan jumlah peternak lokal mencapai 14 orang. Guna memudahkan para investor memantau ternak-ternak mereka yang dikelola peternak lokal, KPMK lantas membuatkan aplikasi.

“Sehingga investor tidak perlu datang ke kandang memantau kondisi ternak mereka. Saat ini aplikasi itu masih berbasis website dan mobile,” kata Afif.

Di sisi lain, KPMK menanggapi positif tantangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pengembangan startup bidang pertanian. Jokowi mengatakan startup di Indonesia tertinggi keenam di dunia.

Tetapi, startup paling besar masih di fintech 23 persen, retail 14 persen. Sementara, startup bidang pangan masih rendah dengan capaian 4 persen.

Baca Juga: Super Kreatif! Limbah Jerami di Karanganom Klaten Ini Disulap Jadi Kertas

Pembina KPMK, Yusuf Murdani, mengatakan tantangan presiden itu tepat dalam konteks regenerasi petani.

“Soalnya anak muda senang dan memang dunia mereka adalah teknologi. Ini bisa menjadi pintu masuk mengajak anak muda agar mau bertani,” kata dia.

Namun, Yusuf menilai hal itu perlu diimbangi dengan dukungan dari pemerintah mulai dari permodalan hingga pelatihan.

“Semakin banyaknya anak muda yang tertarik di dunia pertanian, idealnya pemerintah mendukung dari segi modal dan pasar. Selain itu, edukasi tentang teknologi bidang pertanian harus masif, terukur, dan sistematis,” kata Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya