SOLOPOS.COM - Putri Raja Keraton Solo PB XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, saat wawancara dengan wartawan di Ndalem Kayonan, Solo, Selasa (2/8/2022). (Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SOLO — Putri Raja Keraton Solo Paku Buwono (PB) XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, mengaku sampai hampir pingsan saking sedihnya dihalangi untuk bertemu sang ayah pada malam 1 Sura lalu.

Ia lebih sedih lagi dan tidak kuasa menahan air matanya saat Nawala Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dibacakan di hadapannya. Hal itu terjadi saat dirinya bermaksud menemui ayahandanya di Keraton Solo, Jumat (29/7/2022) malam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Devi tidak menduga bakal mendapatkan surat Nawala dan dibacakan di depannya saat dirinya hendak menemui sang ayah. Cerita itu ia sampaikan saat berbincang dengan wartawan di Ndalem Kayonan, Solo, Selasa (2/8/2022).

Devi mengungkapkan pada Jumat malam dirinya bersama seorang pengacara berusaha masuk ke Keraton untuk bertemu ayahandanya, PB XIII. Tapi usahanya itu gagal walau berbagai cara sudah dia lakukan, termasuk menerobos melalui pintu yang sedang terbuka.

Ekspedisi Mudik 2024

Setelah sempat diusir dan dihalangi-halangi ketika akan masuk Keraton Solo, upaya putri Raja PB XIII berakhir di Pintu Kori Kamandungan. Di situ ia mengaku dihalang-halangi dua orang. Walau sudah menyampaikan ingin bertemu ayahnya, dua orang itu tetap melarang.

Baca Juga: Kisah Pilu Putri Raja Keraton Solo, Mau Ketemu Ayahnya Saja Dihalangi

“Tapi saya kekeh, saya bilang kenapa, kan enggak tahu, saya enggak dengar. Kalau memang dhawuhe Sinuhun saya mau lihat. Terus mereka kebingungan. Saya bilang akan tetap di sini. Kalau memang itu dhawuhe Sinuhun, saya mau lihat suratnya,” ujar Devi.

Kelelahan dan Menahan Emosi

Setelah menyampaikan itu, Devi menunggu di depan Kori Kamandungan sekira 30 menit. Kemungkinan karena kelelahan dan menahan emosi, Devi mengaku sempat akan pingsan. “Hampir saya pingsan. Sudah sedih banget hati saya,” katanya.

Setelah sekira 30 menit menunggu, Devi pun dipanggil agar menuju ke pintu sebelah kiri Kori Kamandungan. Menurut orang yang memanggilnya, akan dibacakan dhawuh dari SISKS PB XIII. Tapi ternyata saat itu yang dibacakan kepada putri Raja Keraton Solo itu adalah surat Nawala.

Baca Juga: Tinggal Segini Jumlah Kebo Bule yang Kawal Kirab 9 Pusaka Keraton Solo

“Saat saya dengar kok ini Nawala, itu saya nangis di situ. Lah saya salah apa. Karena Nawala itu hanya diberikan kepada seseorang yang melakukan kesalahan ke Keraton. Apalagi rajanya ayah saya. Saya tidak melakukan kesalahan ke Keraton,” tuturnya.

Menurut Devi, tidak ada yang salah ketika seorang anak merasa kangen dan ingin bertemu dengan ayahandanya. Ihwal momen kedatangannya menjelang Kirab Malam 1 Sura Keraton Solo, karena dia berpikir acara itu terbuka untuk umum.

“Hanya mungkin event-nya pada saat Sura. Tapi saya manfaatkan Sura itu karena saya pikir Sura itu kan terbuka untuk umum ta. Lah masyarakat umum saja boleh masuk, masa putrinya sendiri enggak boleh masuk. Kan engak masuk akal ta ini,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya