SOLOPOS.COM - Sahabat bediler Sragen menunjukkan bangkai tikus yang mati tertembak di area persawahan di Desa Sidoharjo, Sragen, belum lama ini. (Istimewa/Agus Supriyanto)

Solopos.com, SRAGEN -- Maraknya hama tikus yang menyerang tanaman padi yang baru ditanam mengundang keprihatinan sahabat bediler, sebutan untuk kalangan pencinta senapan angin di Bumi Sukowati.

Salah satu sahabat bediler asal Sragen yang belakangan sibuk menembaki hama tikus adalah Agus Supriyanto, 34, yang lebih akrab disapa Wagiman. Warga Dukuh Pungkruk, Desa/Kecamatan Sidoharjo, Sragen, itu hampir tiap malam berburu tikus sawah bersama rekan-rekannya sesama bediler.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Agus yang tergabung dalam komunitas Sragen Hunting Crew (SHC) itu awalnya merasa kasihan melihat ayahnya tiap malam pergi ke sawah untuk mengusir tikus.

Saat kali pertama ikut ayahnya ke sawah, ia kaget melihat banyak tikus berkeliaran di sawah. Tikus-tikus itu mematahkan batang tanaman padi yang berusia kurang dari 14 hari. Saat itulah terbesit niat untuk membasmi hama tikus itu melalui senapan.

Pendapatan Desa Cokro Klaten Cuma Rp7 Juta per Tahun, Kades: Kami Termiskin!

"Saya bermodal senapan jenis HW 100 dan teleskop infrared. Dalam situasi gelap gulita, saya masih bisa melihat tikus-tikus itu dari kejauhan berkat bantuan infrared. Saya pernah menembaki tikus itu pada jarak paling jauh 60 meter," ujar Agus kepada Solopos.com, Senin (27/7/2020).

Hanya dalam waktu 1,5 jam, Agus bisa membunuh sekitar 90 ekor tikus seorang diri. Sebanyak 78 ekor bangkai tikus itu kemudian diambil dari sawah dan dikumpulkan di pinggir jalan. Masih ada belasan ekor bangkai tikus yang dibiarkan berada di sawah karena sulit dijangkau lantaran berada di bagian tengah.

"Pada pagi harinya, para petani berkumpul di lokasi. Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa membunuh tikus sebanyak itu. Mereka lalu meminta tolong saya bersama enam kawan saya untuk menembaki tikus-tikus itu. Alhamdulilah, karena diburu hampir tiap malam, populasi tikus itu mulai berkurang di sawah," kata Agus.

Ingat, Program Kartu Prakerja Gelombang IV Segera Dimulai

Bantu Petani

Melalui media sosial, Agus menawarkan diri membantu petani di Sragen membasmi tikus. Dalam hal ini, dia tidak meminta bayaran sedikitpun kepada petani. Agus justru merasa senang karena hobi dia dan teman-temannya sahabat bediler Sragen bisa tersalurkan.

"Baru beberapa jam saya posting di grup Facebook KWS [Kumpulan Wong Sragen], warga memberi respons baik. Ada lima warga yang meminta bantuan kami. Demi keselamatan bersama, kami berharap jebakan tikus bertenaga listrik lebih baik dihindari karena sudah banyak makan korban," papar Agus.

Supaya tidak salah sasaran, salah satu sahabat Bediler itu menerangkan, bidikan senapan harus selalu diarahkan ke tanah. Jika senapan itu meleset atau tidak mengenai tikus, laju pelurunya tetap ke arah tanah.

"Sebelum kegiatan dimulai, kami harus memastikan area persawahan itu steril dari aktivitas warga. Alhamdulillah selama ini juga belum pernah ada kejadian salah sasaran," ucap dia.

Janji Tak Terima Gaji, Bajo: Sudah Biasa Hidup Sederhana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya