SOLOPOS.COM - Penyekatan yang mengganggu aktivitas masyarakat dengan alasan PPKM Darurat. (Bisnis)

Solopos.com, BANDUNG — Di saat wacana perpanjangan pemberlakuan pembatasan sosial masyarakat darurat jadi perbincangan hangat, bukti-bukti melejitnya angka penularan virus corona semakin meninggi. Virus corona justru semakin menularkan Covid-19 di Indonesia hingga taraf mengkhawatirkan saat PPKM Darurat diberlakukan.

Pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Jawa dan Bali yang merupakan zona PPKM Darurat terus bertambah. Lonjakan Covid-19 di kota-kota besar pun tak terhindarkan, terutama di wilayah Bodebek dan Bandung Raya tetap menjadi daerah penyumbang lonjakan Covid-19 selain DKI Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Karena angka kasus positif Covid-19 DKI Jakarta tertinggi, maka Ibu kota negara ini perlu perhatian khusus. Perlu diawasi dengan ketat pelaksanaan PPKM Darurat, sumber melonjaknya kasus positif ada di mana? Khusus Jakarta, Bogor, Tangerang/Tangsel, Depok, Bekasi, jika perlu dibentuk tim khusus (ad hoc) untuk menangani penyebaran,” ujar Anggota Komisi 1 DPR Muhammad Farhan dalam keterangan persnya, Jumat (16/7/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Singapura Izinkan Warganya Vaksinasi Sinovac Hanya Jika Penuhi Syarat

Farhan menilai lonjakan kasus terus terjadi meski PPKM Darurat diberlakukan harus dievaluasi secara akurat. “Klaster keluarga tampaknya menjadi penyumbang terbesar peningkatan kasus positif Covid-19 di Indonesia, saatnya pemerintah pusat membedah secara objektif wilayah per wilayah yang kasus di daerahnya masih terus meningkat,” terangnya.

Menurutnya, klaster keluarga yang mendominasi lonjakan jadi atensi bagi Pemprov setempat menyediakan tempat isolasi yang ramah terutama bagi anak-anak. Ditengarai klaster keluarga di daerah tersebut, menjadi persoalan tersendiri dalam peningkatan penyebaran Covid-19. “Jika memang faktanya seperti ini, maka Pemprov DKI Jakarta, Jabar dan Banten wajib menyediakan tempat isoman dengan memanfaatkan bangunan yang tidak terpakai,” katanya.

Farhan memastikan, zona yang dinaungi PPKM tengah dalam kondisi krisis baik SDM maupun ekonomi. Pemerintah, lanjut Farhan, perlu lebih gencar menjelaskan duduk soal semakin tingginya penambahan tersebut agar tidak menimbulkan kepanikan masyarakat.

Disarankan Mengerem Diri

“Dalam situasi krisis ini semua pihak hendaknya memberikan komentar yang menenangkan dan optimistis agar imunitas masyarakat bisa terjaga bahkan naik. Komentar-komentar miring akan melemahkan imunitas masyarakat,” ujarnya.

Farhan juga meminta semua tokoh untuk tidak mengeluarkan provokasi terkait kegagalan PPKM Darurat dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Para ahli entah bidang apa pun juga perlu mengerem diri untuk tidak memberikan komentar yang cenderung malah membuat masyarakat bingung. Kita berharap situasi krisis pandemi ini tidak diboncengi agenda politik oleh pihak – pihak tertentu dengan tujuan – tujuan tertentu pula,” tambahnya. (k34)

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya