SOLOPOS.COM - Kondisi bangunan Rusun Semanggi di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jumat (20/8/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga penghuni menolak rencana perobohan dan pembangunan ulang Rumah Susun Sederhana Sewa atau Rusunawa Semanggi di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Warga akan menemui Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka untuk menyampaikan aspirasi. Salah satu warga, Heru Sutarto, 74, menjelaskan perwakilan warga penghuni rusunawa termasuk dirinya menghadiri undangan sosialisasi pengosongan bangunan Rusun Semanggi pada Kamis (19/8/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami dikasih waktu Agustus sampai Desember 2021. Saya pribadi menolak untuk pengosongan rusun,” katanya kepada Solopos.com, akhir pekan lalu.

Baca Juga: Pemkot Solo Cek Bangunan Sejumlah Rusunawa, Masih Layak?

Ekspedisi Mudik 2024

Heru menjelaskan alasan penghuni menolak untuk mengosongkan bangunan Rusunawa Semanggi, Solo, karena keluarganya tidak memiliki rumah lain. Kedua, bangunan rusunawa itu baru berusia 12 tahun.

Ia mengklaim bangunan rusunawa itu layak dihuni sedikitnya sampai 20 tahun. Ketiga, jangka waktu pembongkaran bangunan hingga pembangunan ulang gedung berisiko merugikan warga penghuni rusunawa. Pengajuan dana hibah pembangunan dua tower dilakukan setelah penghancuran gedung.

Ia memerinci lini masa proyek, yakni pengosongan gedung sampai Desember 2021, penghapusan aset atau penghancuran gedung Januari sampai Juni 2022.

Baca Juga: Segera Dibangun, Jembatan Ketandan Solo Bakal Jadi Penghubung 2 Tempat Parkir

Kehilangan Hunian

Kemudian pemerataan lahan Juni sampai Desember 2022, pengajuan proposal Januari-Desember 2022, pembangunan Januari sampai September 2023, dan mulai dihuni Juni 2023.

Heru mengatakan para penghuni khawatir jika proposal tidak disetujui pemerintah pusat padahal bangunan Rusunawa Semanggi Solo sudah kadung diratakan.

Warga rusun kehilangan hunian. Alasan berikutnya, bangunan itu merupakan milik rakyat dan pemerintah sebagai pengelola. Rakyat telantar dijamin pemerintah.

Baca Juga: Disorot Gibran Gara-Gara Rencana Simulasi PTM, Wakasek SMK Batik 2 Solo: Sudah Dibatalkan!

Menurut Heru, perwakilan warga akan menemui Gibran untuk menyampaikan aspirasi dalam waktu dekat. Ia berharap Gibran mendengarkan aspirasi warga tersebut.

Penghuni lain, Didik Wananto, 42, mengatakan khawatir dengan informasi pengosongan bangunan Rusunawa Semanggi, Solo. Ia meminta kejelasan mengenai nasib penghuni Rusun Semanggi.

Bapak dua anak yang bekerja sebagai karyawan bengkel tersebut mengaku sulit untuk mencari hunian atau membeli rumah. Sebagaimana diberitakan, Pemkot Solo berencana merobohkan dan membangun ulang Rusunawa Semanggi karena kondisi bangunannya dianggap sudah tak layak huni.

Penilaian tidak layak huni dan bahkan berpotensi membahayakan penghuni itu berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Pemkot.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya