SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah pagi ini menguat tipis 1 poin.

Solopos.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat tipis 1 poin atau 0,01% ke level Rp13.313 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (30/3/2017). Rupiah berhasil dibuka menguat di saat indeks dolar AS pagi ini menembus level 100 kembali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kemarin, rupiah ditutup menguat meski hanya sebesar 0,03% atau 4 poin ke Rp13.314 per dolar AS. Rupiah kemarin menguat terhadap dolar AS di saat mata uang lainnya di Asia bergerak variatif.

Rupiah kemarin juga mampu berakhir menguat meski pada saat yang sama dolar AS bergerak naik.

Dolar Taiwan dan renminbi China memimpin pelemahan kurs Asia, masing-masing sebesar 0,17% Di sisi lain, dolar Singapura memimpin penguatan mata uang Asia dengan 0,24%, diikuti oleh rupee India sebesar 0,21%.

Indeks dolar AS yang mengukur pergerakan mata uang dolar terhadap mata uang utama lainnya terpantau menguat 0,14% atau 0,137 poin ke posisi 99,849 pada pukul 16.22 WIB setelah kemarin ditutup menguat 0,55% atau 0,546 poin di 99,712.

Pantauan JIBI/Bisnis, Indeks dolar Amerika Serikat kembali menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (30/3/2017). Pada pukul 06.52 WIB, indeks dolar AS naik tipis ke level 100.

Pada penutupan perdagangan Rabu (29/3/2017), indeks dolar AS naik 0,29% ke level 99,998. Indeks dolar naik ke level tertinggi dalam seminggu, setelah investor menyadari respons kegagagalan Presiden AS Donald Trump meloloskan RUU Kesehatan ke parlemen pada Jumat lalu, dinilai berlebihan.

Indeks dolar AS juga mendapat dorongan dari Presiden Fed Chicago Charles Evans, yang mengatakan kondisi ekonomi mendukung kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini. Evans dikenal sebagai salah satu pendukung paling konsisten Fed terkait suku bunga rendah.

Indeks dolar AS sebelumnya tertekan gagalnya voting RUU Kesehatan. Indeks dolar telah jatuh ke posisi terendah dalam empat bulan setelah rancangan UU tersebut ditarik sebelum jajak pendapat digelar di parlemen.

Investor saat itu melihat indikasi Trump akan cenderung memiliki kesulitan untuk meloloskan bagian lain dari agenda reformasi ekonominya, termasuk pemangkasan pajak dan meningkatkan belanja fiskal yang bisa mendorong inflasi AS.

“Aksi jual dolar merespons berita Jumat mungkin sedikit berlebihan,” kata Shaun Osborne, Ahli Strategi Mata Uang Scotia Capital seperti dikutip Reuters, Kamis (30/3/2017).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya