SOLOPOS.COM - Rahayu (Solopos/Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Stadion di suatu kota sangat penting untuk mendukung wisata olahraga atau sport tourism. Rumput salah satu komponen penting sistem Stadion Manahan di Kota Solo. Hamparan rumput dalam istilah internasional disebut turfgrass.

Turfgrass adalah tanaman yang bentuknya kurang lebih saling bersebelahan sebagai penutup tanah, tahan dengan kondisi pemotongan pendek, dan tahan lalu lintas injakan. Turf atau hamparan adalah komunitas rumput yang saling terhubung dan menempel di permukaan tanah dengan akar dan organ bawah tanah lainnya di bawah permukaan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Eksistensi stadion di berbagai kota di Indonesia akhir-akhir ini semakin penting. Sudah lama pengelola stadion-stadion di Indonesia memimpikan lapangan berstandar Eropa. Rumput-rumput stadion di Indonesia mulai tampil cantik.

Rumput yang baik adalah rumput yang berkualitas secara visual mupun fungsional. Rumput berkualitas adalah rumput yang tampil cantik dan menarik  sebagai ukuran kualitas visual dan rumput mendukung permainan sepak bola dari sisi keamanan pemain maupun kualitas permainan.

Rumput yang digunakan  di Stadion Manahan adalah rumput Zoysia japonica. Ini rumput asli Indonesia. Dikembangkan dibawah riset dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret sejak 2013.

Rumput ini juga telah ditanam di Stadion I Wayan Dipta Bali dan juga Gelora Bung Tomo Surabaya. Rumput Zoysia japonica ini punya relasi sangat emosional di stadion Manahan Solo. Tampil di kendang sendiri.

Karakteristik rumput ini sangat kuat menahan injakan, resisten kekeringan,  resisten terhadap kondisi payau. Rumput ini dapat ditanam di pinggir pantai dengan kegaraman udara sampai batas tertentu. Perakaran sangat dalam dan kerapatan tajuk tinggi.

Peningkatan tajuk selain dipengaruhi karakteristik asli individu rumput yang dipilih juga dipengaruhi pemeliharaan dan kondisi nutrisi. Rumput di Stadion Manahan pada 2021 melayani pertandingan Piala Menpora, Piala Presiden, Liga 2, dan Liga 1. Tercatat lebih dari 85 kali pertandingan dalam setahun.

Hanya rumput yang sangat kuat yang sanggup melayani pertandingan intensif dan tidak rusak. Media tanam di lapangan Stadion Manahan telah diuji di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNS. Laboratorium ini telah menguji media tanam untuk Stadion Gelora Bung karno dan stadion-stadion lain di Indonesia.

Media tanam rumput di Stadioan Manahan adalah pasir halus tanpa kerikil dan mengandung sedikit debu dan lempung. Sampai saat ini lapangan Stadion Manahan tidak pernah kekeringan pada musim kemarau, tidak boros air, dan tidak ada genangan air meskipun hujan sangat deras saat pertandingan.

Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 tahun 2023 tinggal beberapa bulan. FIFA sebagai pemegang otorotas tertinggi telah melakukan serangkaian pengecekan Stadion Mahanan. Banyak aspek yang dicek, seperti lingkungan, akses, perhotelah, kelengkapan stadion, dan banyak lagi. Hamparan rumput stadion juga menjad objek pengecekan oleh FIFA.

FIFA punya standar untuk lapangan. tinggi tanaman rumput dua sentimeter, warna yang menarik, ball roll atau luncuran menggelinding bola minimal enam meter, pantulan bola mninmal 40%, kekuatan rumput dari kerusakan atau traksi dan tentu saja media tanam, yakni tingkat drainasi, dan kehalusan pasir.

Pengecekan FIFA untuk kali kedua dilakukan pada 23 September 2022. Pemotongan pendek rumput, pembersihan, dan pemadatan sangat penting. Selama ini rumput di
Stadion Manahan tampil sangat cantik, namun masih tebal, yakni di atas empat sentimeter secara simultan.

Banyak faktor yang menyebabkan tebalnya rumput, antara lain  penggunaan lapangan yang intensif. Rumput yang tebal mengurangi risiko kerusakan akibat penggunaan intensif dan memudahkan pemulihan dari kerusakan. Rumput yang tebal melindungi pemain ketika terjatuh.

Kekurangannya adalah laju bola lambat dan menyebabkan pemain harus mengeluarkan tenaga lebih saat berlari karena terlalu empuk. Kondisi ini tidak sesuai standar FIFA. Pemulihan masa potong pendek untuk cantik kembali dengan tinggi berkisar dua setengah sentimeter sehingga laju bola lebih cepat adalah berkisar tiga pekan.

Hibrida

Jika sebelum tiga pekan ada pertandingan, rumput belum cantik dan itu merupakan kompromi bagi lapangan untuk melayani berbagai pihak. Pemeliharaan rumput stadion membutuhkan peralatan yang memadai dan tenaga perawat rumput yang berkomitmen ditambah konsultasi akademis serta pembuat keputusan.

Pertandingan Piala Dunia U-20 adalah kesempatan besar bagi Kota Solo untuk mengenalkan kota dan budaya kepada banyak negara. Bagi FIFA, pertandingan piala dunia adalah bagian tak terpisahkan untuk peningkatan fasilitas olahraga suatu negara.

FIFA bukan hanya mengenalkan standar, namun boleh jadi juga pengenalan teknologi untuk lapangan. Di Indonesia, teknologi terbaru lapangan sepak bola adalah hibrida, yakni berdiri bersama antara rumput sintetis dan rumput alami dengan kerataan lapangan yang presisi tingkat tinggi.

Jika ini yang akan dikenalkan FIFA,  Stadion Manahan sangat beruntung menerima teknologi ini. Pada kondisi demikian rumput perlu dikelupas sedalam dua sentimeter hingga tiga sentimeter dan akar dan rimpang rumput asli dibiarkan tetap tinggal di tanah dan tumbuh.

Di atas pengelupasan ini ditumpangi lembaran rumput sintetis yang bersela. Sela-sela antartegakan rumput sintetis dapat diterobos tunas rumput alami yang tumbuh dari rimpang yang tersisa di bawahnya. Tegak bersama antara rumput asli dan  rumput sintetis dapat menghasilkan hamparan rumput yang berkualitas tinggi dan sangat rata.

Tentu butuh peralatan canggih untuk membangun sistem hibrida ini. Di atas lembaran sintetis dan terobosan rumput alami i perlu diberi pasir halus dengan ketebalan berkisar dua sentimeter untuk mendapatkan pantulan dan laju bola yang standar.

Penggunaan rumput sintetis murni tidak diinginkan FIFA. Rumput sintetis murni tidak memberikan oksigen dan uap air bagi pemain saat pertandingan. Kurang sehat. Sedangkan sistem hibrida mewujudkan hamparan yang bagus, tahan, dan menyuplai oksigen dan udara segar bagi pemain. Ini ideal. Jika sistem hibrida ini yang direkomendasikan FIFA, sterilisasi lapangan untuk perbaikan dan pembuatan lapangan hibrida membutuhkan waktu beberapa bulan.

Jika dihitung mundur dari Mei 2023 sebagai waktu pertandingan Piala Dunia U-20, bisa saja akhir Desember 2022 lapangan Stadion Manahan sudah steril. Rumput adalah mahkota stadion. Stadion adalah mahkota kota. Penampilan cantik mahkota kota mendatangkan citra positif dan mengundang para pemain, ofisial, klub, dan traveller datang ke Kota Solo.

Jika dalam setahun ada 100 pertandingan dan pada setiap pertandingan ada 30 kamar hotel yang disewa, sekian kuliner yang dibeli, sekian oleh-oleh dan barang kerajinan dibeli, dan kehendak kuat mereka kembali ke Kota Solo, artinya perputaran uang yang terjadi mendukung perekonomian dan menggugah gairah sport tourism. Menjaga fasilitas mahkota sport tourism ini penting dan perlu dijadikan satu visi bersama semua pihak, termasuk klub dan suporter.



(Esai ini terbit di Harian Solopos edisi 13 Oktober 2022. Penulis adalah dosen di Fakulta Pertanian Universitas Sebelas Maret dan doktor bidang manajemen hamparan rumput dari Dankook University, Korea Selatan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya