SOLOPOS.COM - Kondisi pengungsian warga terdampak longsor di Balai Desa Dlepih, Tirtomoyo, Wonogiri, Minggu (10/12/2017). (Ahmad Wakid/JIBI/Solopos)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah mulai membangun rumah untuk relokasi 24 keluarga korban longsor di dua kecamatan di Wonogiri. Korban bencana longsor tersebut berasal dari Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo, dan Desa Kepuhsari, Manyaran.

Rumah untuk relokasi itu berupa rumah permanen di Dlepih sebanyak lima unit dan di Kepuhsari 19 unit. Anggaran kedua proyek itu senilai lebih kurang Rp2,5 miliar bersumber dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Puluhan korban longsor itu bisa menempati rumah relokasi secara gratis. Apabila ada pihak yang meminta biaya administrasi yang tak bisa dipertanggung jawabkan, warga diminta melapor ke polisi.

POP Kemendikbud Jadi Masalah, Tanoto Foundation Klarifikasi Tak Pakai Dana APBN

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari wawancara dan website Layanan Pengadaan Secara Elektronik atau LPSE Wonogiri, lpse.wonogirikab.go.id, Selasa (28/7/2020), proyek mulai dikerjakan sejak Juni 2020.

Area relokasi di Dlepih terdapat di Dusun Dlepih, sedangkan proyek di Kepuhsari di Dusun Kajuman. Lelang dua proyek dimenangi kontraktor yang sama, yakni CV Indah Harum Const, Solo.

Nilai proyek di Dlepih setelah negosiasi tercatat Rp350,34 juta. Sementara, nilai proyek di Kepuhsari Rp2,17 miliar.

Wawali Solo Sembuh Dari Covid-19 Lebih Cepat Atau Deteksi Virusnya Yang Terlambat?

Relokasi di Bekas SD Milik Pemkab

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa, menyampaikan lahan yang digunakan untuk membangun area relokasi di Dlepih merupakan kompleks bekas SD milik Pemkab Wonogiri.

Ada pun area relokasi di Kepuhsari dibangun di lahan yang dibeli warga terdampak bencana secara swadaya. Rumah yang dibangun di kedua lokasi berukuran sama, yakni tipe 36. Setiap rumah bakal dilengkapi listrik dan air baku.

“Progres kedua proyek telah mencapai lebih dari 50 persen. Perlu diketahui, penempatan rumah di area relokasi nanti tanpa ada biaya apa pun. Kalau ada pihak yang meminta dana untuk alasan yang tak bisa dipertanggungjawabkan, berarti itu pungli [pungutan liar]. Silakan lapor ke polisi biar ditangani,” kata Bambang yang juga Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK proyek bersangkutan.

Jos! Kegiatan Karang Taruna di Sragen Ini Hindarkan Remaja dari Kebiasaan Mabuk

Dia melanjutkan jumlah rumah yang dibangun sesuai dengan usulan berdasar jumlah keluarga yang bersedia direlokasi. Awalnya warga Dlepih yang diusulkan direlokasi sebanyak 355 keluarga.

Mereka merupakan warga empat dusun yang letaknya di lereng bukit sangat rawan longsor berdasar kajian geologi. Dusun itu meliputi Dusun Bengle, Ngelo, Warak, dan Sumberejo.

Pernah terjadi longsor besar di lereng tersebut yang mengakibatkan dua warga meninggal dunia dan 1.000-an jiwa lainnya mengungsi, 28 Desember 2017 lalu. Namun, tidak semua warga mau direlokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya