SOLOPOS.COM - Tampilan ruang terbuka di kompleks sekitar Perumahan Griya Bumi Boyolali, Gatak, Mojosongo, Boyolali, Kamis (11/8/2022).(Solopos.com/Nova Malinda).

Solopos.com Stories

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah pengembang perumahan di Boyolali punya strategi khusus agar rumah subsidi  yang mereka jual cepat laku di pasaran.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satunya yakni membangun rumah di kawasan strategi yang hanya sekitar 700 meter dari jalan utama. Mereka juga melengkapi perumahan dengan fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah anak, hingga taman umum.

Beberapa rumah subsidi di Boyolali juga dibangun dekat dengan fasilitas sekolah, pusat kesehatan, hingga pusat pemerintahan di level kecamatan. Misalnya perumahan milik PT Winahyu Griya Sejahtera di Gatak, Mojosongo, Boyolali.

Saat ini mereka mengembangkan rumah subsidi di kawasan strategis tersebut dengan total 500 unit. Luas sekitar 60 meter persegi dengan harga masing-masing Rp160 juta.

“Lokasi kami strategis. Dari akses jalan raya ke perumahan subsidi cuma sekitar 700 meter. Kemudian untuk fasilitas sekolahan, kesehatan, pemda, dari sini kan dekat semua. Ini juga jadi salah satu faktor pemilihan lokasi di sini,” ucap Tim Marketing PT Winahyu Griya Sejahtera, Tatik saat ditemui wartawan, Kamis (11/8/2022).

Baca juga: 7.000-an Unit Rumah Subsidi akan Dibangun di Boyolali, Wilayah Mana?

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, lokasi perumahan tersebut memang tak jauh dari jalan utama Solo-Semarang. Namun, berjarak cukup jauh dari Solo.

Berdasarkan Google Maps, jarak antara perumahan tersebut dengan Kecamatan Laweyan Solo sekitar 19 kilometer, atau 30 menit perjalanan menggunakan sepeda motor.

Tatik menjelaskan rencanannya membangun satu kompleks perumahan dengan total 500 unit rumah subsidi di Gatak, Mojosongo, Kecamatan Mojosongo, Boyolali.

“Skema pengembangan kami selalu ada perubahan agar tidak monoton, misalnya untuk pengembangan tahap dua ini kami lebih terkonsep milenials. Jadi setiap perubahan pengembangan nanti arahnya lebih baik lagi lebih baik lagi,” ucap dia.

Pembangunan rumah subsidi tersebut  akan dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama pembangunan rumah subsidi sudah selesai dan sudah ditempati semua yakni sebanyak 148 unit.

Baca juga: Banyak Dicari, Ini Kelebihan dan Kekurangan Beli Rumah Subsidi Boyolali

Saking larisnya, tahap pembangunan kedua rumah subsidi di Boyolali juga sudah terjual sekitar 130 unit. Selanjutnya untuk tahap pembangunan ketiga dan keempat saat ini sudah selesai pada proses perizinan.

Fasilitas Lengkap

Fasilitas yang disediakan oleh PT Winahyu Griya Sejahtera memang cukup menggiurkan. Mulai dari rumah ibadah, akses jalan lebar, ruang terbuka, serta bangunan yang memenuhi standar.

Fasilitas lain yang disediakan agar menarik pembeli selain strategis yakni ada dua kamar tidur, taman di luar rumah, ruang tamu, kamar mandi, serta ruang terbuka untuk pengembangan dapur.

Sementara, strategi iklan yang dilakukan meliputi jualan via sosmed, getok tular, dan pemasangan baliho. Hal serupa dilakukan PT Heda Karyagemilang. General Marketing PT Heda Karya Gemilang, Khiban, mengatakan dirinya menggunakan sistem penjualan online dan offline untuk pemasaran.

Baca juga: Pilih Rumah Subsidi Boyolali, Pekerja Tempuh Perjalanan 35 Km Tiap Hari

“Kami sebar brosur, iklan FB, iklan IG, kalo offline misalkan saat ada momen seperti car free day, sebar brosur di keramaian, enggak terlalu pasang spanduk,” kata Khiban saat ditemui wartawan, Kamis (11/8/2022).

Khiban juga menambahkan, salah satu strategi marketing mereka adalah memberikan contoh bangunan yang sudah terbangun. “Kemarin, kita kasih contoh rumah subsidi 26 unit, itu bisa sold out selama tiga bulan sebanyak 104 rumah subsidi,” ucap dia.

Khiban menerangkan soal prospek rumah subsidi ke depannya, menurutnya, akan terus banyak peminat. “Karena setiap tahun pasti ada yang membutuhkan rumah. Tren lahan warisan bisa semakin turun tiap tahunnya. Tapi ketika lahan habis, mungkin besok perumahan bisa ganti jadi rumah susun,” ucap dia.

Sementara, saat ditanya soal segmen pembeli, Khiban mengatakan profesi pembelinya beragam. Mulai dari pekerja swasta, wirausaha, hingga Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang menggunakan program Tapera.

Mayoritas berasal dari Solo, Selo, Teras, Banyudono, hingga Kartasura. Mereka merupakan keluarga kecil atau pasangan muda dengan anak satu. Renyang usianya yakni sekitar 25 tahun hingga 40 tahun. “Tapi kebanyakan 30 tahunan,” kata Khiban.



Baca juga: 81 Juta Milenial Belum Punya Rumah, Ternyata Ini Penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya