SOLOPOS.COM - Rumah Dinas Wali Kota Semarang. (Liputen6.com)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) akan mengalihfungsikan Rumah Dinas Wali Kota Semarang di Jl. Abdul Rahman Saleh sebagai rumah sakit darurat untuk merawat pasien Covid-19 yang bergejala.

Keputusan ini diambil Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menyusul semakin menyusutnya kapasitas rumah sakit di Semarang untuk menampung pasien Covid-19.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Rumah dinas mulai Senin [11/1/2021] kita tingkatkan statusnya sebagai rumah sakit darurat. Nanti di sana yang dirawat pasien Covid-19 dengan gejala seperti sesak dan demam," ujar wali kota yang akrab disapa Hendi itu, Kamis (7/1/2021).

Dilarang Gelar Hajatan di Sukoharjo, Nikah Cukup Akad di Rumah

Selama ini, Rum Dinas Wali Kota Semarang memang telah difungsikan sebagai tempat karantina warga terpapar Covid-19.

Meski demikian, rumah dinas itu hanya digunakan untuk merawat pasien yang tanpa gejala alias orang tanpa gejala (OTG).

Lalu, jika rumah dinas dijadikan tempat perawat pasien Covid-19 yang bergejala, lantas bagaimana dengan nasib OTG?

Terkait hal itu, Hendi pun mengaku akan menggunakan Gedung Islamic Center yang terletak di dekat Kantor Kementerian Agama Semarang bakal dipakai sebagai tempat isolasi pasien tanpa gejala atau OTG.

"Kita sudah berkoordinasi dan progresnya 99%. Kemungkinan dalam pekan ini Islamic Center sudah bisa digunakan sebagai tempat karantina. Kita khususkan untuk OTG," jelas Hendi.

Wuadu... Warung Ini Jual Pecel Rp6 juta/Porsi, Termahal di Dunia?

RS Penuh

Hendi menambahkan digunakannya Gedung Islamic Center tempat isolasi tak terlepas dari kapasitas rumah sakit di Semarang yang penuh dengan pasien Covid-19.

Ia bahkan menyebut sejumlah rumah sakit di Kota Semarang tingkat keterisian pasien Covid-19 telah mencapai angka 80%.

Sementara itu, Kabid Keperawatan RSUD Tugurejo, Yuli, membenarkan jika ruangan untuk merawat pasien Covid-19 sudah penuh. Sampai saat ini, kapasitas ruangan di rumah sakit RSUD Tugurejo sudah terisi 90%.

"Sampai saat ini sudah full semua bahkan kemarin malam harus ada yang mengantre," jelasnya.

PSBB Solo: Polisi Siapkan Tim Patroli Pengurai Kerumunan

Selama ini, pihak rumah sakit sudah berusaha untuk mengurangi ruangan isolasi untuk perawatan pasien Covid-19. Namun, penambahan ruangan untuk pasien Covid-19 justru menimbulkan masalah yang baru.

"Yang datang ke rumah sakit ini kan tak hanya pasien Covid-19 ya, jadi ada penyakit-penyakit yang lain. Dan saat ini ruangan untuk penyakit lain sangat terbatas," katanya.

Senada disampaikan Dirut RSUD K.R.M.T. Wonosegoro, Susi Herawati. Ia mengaku saat ini ruang isolasi pasien Covid-19 telah mencapai 97%. Sedangkan untuk ruang ICU telah terisi penuh.

Bukan PSBB, Pemerintah Terapkan PPKM pada 11-25 Januari 2021

"Bahkan, untuk yang ICU harus ada yang mengantre, sebanyak 5 pasien. Mereka untuk sementara kita tempatkan di ruang IGD," tutur Susi kepada Solopos.com, Rabu (6/1/2021).

Susi menambahkan saat ini pihaknya sudah cukup kewalahan menangani pasien Covid-19. Ia pun berharap jumlah pasien Covid-19 yang dirawat segera berkurang dan tidak ada penambahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya