SOLOPOS.COM - ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/Espos/dok)

ilustrasi (Sunaryo Haryo Bayu/Espos/dok)

Ruangan merokok yang dibangun di sejumlah ruang publik Kota Solo tak efektif. Banyak pengunjung yang tak mau memasuki ruangan khusus tersebut saat merokok. Padahal ruangan yang dibangun oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo ini menelan dana puluhan juta rupiah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, sejumlah pengunjung maupun pedagang di Pasar Klithikan Notoharjo lebih memilih menikmati rokoknya di dekat kios daripada di dalam ruangan khusus merokok. Bahkan, ada beberapa petugas pasar yang juga enggan mendatangi ruangan khusus itu saat merokok. Sementara, ruangan khusus bagi para perokok itu masih terkunci hingga siang hari. Kondisinya terlihat kotor dengan lantai berdebu dan dinding triplek bagian bawah yang jebol.

Juru Parkir di Pasar Notoharjo, Ari Widadi, Senin (2/7/2012), mengatakan ruang khusus merokok di Pasar Notoharjo memang sepi. Tak banyak pengunjung yang bersedia datang ke ruangan itu saat merokok. “Kadang hanya saya dan beberapa orang dekat sini (area parkirnya) yang merokok di sana (ruang khusus merokok),” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, Senin, di halaman pasar setempat.

Keadaan serupa juga terjadi di Pasar Nusukan. Menurut penuturan pedagang setempat, ruangan itu lebih sering dimanfaatkan sebagai ruang tunggu pengunjung pasar ketimbang ruang merokok. Sementara, aparat keamanan Pasar Nusukan, Rohni, mengaku tak berani mengingatkan pengunjung yang merokok di luar ruangan. “Saya sungkan mau mengingatkan. Itu kesadaran masing-masing. Lagi pula tugas saya kan untuk mengawasi keamanan juga,” jelasnya.

Pedagang di Pasar Nusukan yang juga sering merokok di luar ruangan khusus itu, Ujang, Senin, mengaku enggan memasuki area merokok itu karena lokasinya yang jauh dari tempat ia jualan. Ia mengaku ribet apabila harus mendatangi ruangan itu saat merokok. Padahal dalam sehari ia bisa merokok hingga enam kali dengan menghisap sekitar enam batang rokok. “Ya di sini (kiosnya) saja biar enggak harus repot,” kilahnya.

Tak Ada Sangsi

Keadaan yang tak jauh berbeda terjadi di Terminal Tirtonadi. Beberapa pengunjung merokok di luar smoking area . Padahal Terminal Tirtonadi memiliki dua ruangan khusus merokok. Salah satu anggota staf Terminal Tirtonadi, Bayu, mengatakan memang susah menumbuhkan kesadaran perokok untuk memasuki smoking area. “Alasan mereka bisa karena tidak tahu atau malas,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Senin.

Tak adanya sangsi bagi pelanggar aturan Perwali No 13/2010 tentang Kawasan Bebas Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok itu membuat petugas bingung. Menurut Bayu, petugas terminal hanya bisa mengingatkan pengunjung yang  merokok di luar smoking area. “Kalau kami melihat ada yang merokok di luar ruangan merokok pasti kami ingatkan dan kami minta merokok pada tempatnya” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya