SOLOPOS.COM - Ilustrasi petugas medis virus corona. (Reuters)

Solopos.com, WONOGIRI -- Kasus Covid-19 di Wonogiri mulai mengalami penurunan. Tidak ada kecamatan di Wonogiri yang berstatus zona merah dalam persebaran Covid-19. Rumah sakit rujukan Covid-19 di Wonogiri pun kini lebih longgar dalam merawat pasien isolasi.

Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Wonogiri, secara kumulatif ada 3.139 kasus Covid-19 di Wonogiri, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 47 orang. Dengan perincian 31 orang dirawat di rumah sakit dan 16 orang menjalani isolasi mandiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Sewa Lahan Rp30 Juta, Petani Sragen Malah Rugi hingga Gigit Jari Setelah Panen

Pasien yang telah sembuh mencapai 2.957 orang. Sedangkan pasien yang dinyatakan meninggal sebanyak 135 orang. Di website itu juga dipaparkan, dari 25 kecamatan yang ada di Wonogiri, tidak ada yang berstatus zona merah. Empat kecamatan yang meliputi Kecamatan Tirtomoyo, Wuryantoro, Jatipurno dan Puhpelem berstatus zona oranye. Sedangkan 21 kecamatan lainnya berstatus zona kuning.

Adapun kecamatan yang mempunyai kasus tertinggi berada di Kecamatan Wonogiri Kota. Ada sembilan orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Dengan rincian tujuh orang dirawat di rumah sakit dan dua orang menjakani isolasi mandiri.

Menurunnya jumlah kasus di Wonogiri secara otomatis berdampak pada longgarnya kapasitas ruang isolasi di beberapa rumah sakit rujukan Covid-19 di Wonogiri. Rumah sakit rujukan Covid-19 di Wonogiri sebanyak sembilan tempat.

Di RSUD Soediran Mangun Sumarso, dari 84 ruang isolasi yang disedikan untuk merawat pasien Covid-19, saat ini terpakai 36 kamar. Berdasarkan informasi yang didapat Solopos.com, mulai 1 Maret 2021, bangsal Amarilis yang sempat dialihfungsikan sebagai bangsal isolasi pasien Covid-19, kini sudah kembali berfungsi menjadi bangsal VIP non isolasi.

Berkah PPKM

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, mengatakan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro yang diselenggarakan secara serentak memiliki dampak dalam menekan persebaran covid-19. PPKM mikro marupakan suatu langkah yang terintegrasi.

"Saat ini kami melakukan langkah monitoring. Termasuk penggunaan dana desa sebesar delapan persen yang tercantum dalam peraturan untuk penanganan Covid-19 selama PPKM mikro," kata dia di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pengembangan (Bappeda & Litbang) Wonogiri, Senin (1/3/2021).

Baca Juga: Pemerintah akan Evaluasi Insentif PPnBM Setiap Tiga Bulan, Ini Tujuannya

Pria yang akrab disapa Jekek itu akan terus berupaya agar kasus Covid-19 di Wonogiri berada dalam tren positif. PPKM mikro berakhir 8 Maret 2021, belum pasti diperpanjang atau tidak. Yang terpenting pihaknya terus melakukan edukasi dan sosialiasais secafa masif agar masyarakat tetap tidak lengah menerapkan protokol kesehatan.

"Pagebluk masih berlangsung, kami tidak mau lengah. Kebiasaan baru harus menjadi tata nilai masyarakat meksi kasus sudah mulai menurun dan ruang isolasi rumah sakit rujukan mulai longgar," kata Jekek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya