SOLOPOS.COM - Ilustrasi virus corona. (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret atau RS UNS Solo kebanjiran spesimen tes swab pasien terindikasi Covid-19 sejak pekan lalu.

Hal itu merupakan dampak penutupan sementara lab Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Laboratorium B2P2VRP untuk sementara tidak menerima spesimen guna menyelesaikan pemeriksaan spesimen sebelumnya yang telah menumpuk.

Kasus Pengusiran Dari Indekos Selesai, 3 Perawat Pilih Tetap Tinggal di RSUD Bung Karno Solo

Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS Solo, Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan sudah 1.245 spesimen yang masuk untuk tes swab hingga Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 17.00 WIB.

Dari jumlah itu, yang telah dirampungkan sebanyak 1.056 spesimen sehingga masih ada 200-an spesimen yang belum diuji. Kapasitas uji swab polymerase chain reaction (PCR) di RS UNS meningkat tiga kali lipat dibanding sebelumnya.

Saat ini, RS UNS Solo bisa melakukan tes swab hingga 150 spesimen per hari dari pasien terindikasi Covid-19.

Kantongi Identitas 2 Begal, Polisi Terus Sisir Hutan di Perbatasan Sukoharjo-Wonogiri

“Sisa 200-an spesimen itu, 150 di antaranya bisa kami kerjakan dalam satu hari. Kemudian jadi tersisa 50 kan. Nah, yang 50 itu jadi tertunda di hari berikutnya. Kondisi itu yang sedang kami alami saat ini,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu petang.

Tonang mengatakan ribuan spesimen untuk tes swab di RS UNS Solo itu tak hanya dari pasien terindikasi Covid-19 di Soloraya dan sekitarnya. Spesimen juga datang dari kabupaten/kota di Jawa Tengah lainnya.

Bantuan Reagen

Kapasitas uji yang meningkat tersebut tidak lepas dari bantuan reagen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Reagen jenis baru itu bisa diuji menggunakan satu tabung.

Tak Pakai Masker, Pedagang dan Pengunjung Dilarang Masuk Pasar Tradisional di Solo

“Reagen ini jenisnya beda dengan yang dulu. Kalau dulu, kami satu spesimen harus bekerja dengan tiga tabung. Sedangkan reagen baru, satu sampel cukup dengan satu tabung. Bisa lebih cepat dikerjakan," jelas Tonang.

RS UNS Solo menerima 3.000-an reagen yang cukup untuk tes swab pasien terindikasi Covid-19 hingga beberapa pekan ke depan. Namun, ia memprediksi jumlah spesimen yang masuk akan terus bertambah.

Hal itu karena ada limpahan dari lab B2P2VRP Salatiga yang tutup sementara. Selama ini RS UNS menerima bantuan reagen dari Balitbang Kementerian Kesehatan di Jakarta dan donasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

1 Pasien Positif Covid-19 Boyolali Sembuh, 5 Orang Masih Dirawat

RS UNS Solo tak bisa mendatangkan sendiri reagen itu. Di sisi lain pemeriksaan PCR Covid-19 tidak boleh menarik biaya. Dia berharap pembagian regional pelayanan laboratorium uji swab secara PCR yang disusun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah segera rampung.

Hal ini untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan jumlah spesimen untuk tes swab di RS UNS Solo dan laboratorium lainnya. “Harapannya laboratorium yang di RSUD dr Moewardi segera menerima layanan,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengakui penumpukan spesimen tersebut turut berdampak pada perkembangan pasien Covid-19.

Pertahankan Zero Kasus Covid-19, Pemdes Canden Boyolali Siapkan Ruang Karantina Pemudik Bandel

Selama dua hari terakhir, tidak ada penambahan angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Solo. “Padahal, belum tentu tidak ada kasus baru, tapi hasil tesnya tertunda karena spesimen yang menumpuk,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya