SOLOPOS.COM - Penyintas Covid-19 mendonorkan plasma antibodi di Ruang Donor Plasma PMI Kota Solo, Jl Kolonel Sutarto No 58, Jebres, Solo, Senin (18/1/2021). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo meminta belasan rumah sakit atau RS yang menangani pasien Covid-19 untuk mengedukasi soal donor plasma konvalesen saat mereka sembuh.

Plasma tersebut dibutuhkan untuk terapi pasien Covid-19 derajat ringan hingga berat. Edukasi lebih dini diharapkan meningkatkan kesadaran penyintas Covid-19 untuk berdonor. Terlebih, banyak penyintas yang masih belum paham soal donor tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan dalam rapat koordinasi dengan sejumlah RS belum lama ini, mereka mengeluhkan minimnya penyintas Covid-19 yang bersedia menjadi pendonor plasma. Masalah lainnya yakni biaya pemeriksaan yang masih harus ditanggung pasien.

Baca Juga: Tambal Tanggul Penyebab Banjir di Pesu Klaten, Tim Gabungan Harus Berkejaran Dengan Cuaca

Ekspedisi Mudik 2024

“Sebetulnya darah plasma tersebut gratis. Namun, biaya berasal dari proses pemeriksaan bagi calon pendonor yang harus melalui beberapa tahap, termasuk kantong darah. Hla prosesnya itu kan biayanya sekitar Rp4 juta, itu ketentuan dari PMI pusat," kata Ning, sapaan akrabnya, kepada wartawan, Jumat (5/2/2021).

Ning menambahkan tidak masalah jika pasien atau keluarga pasien Covid-19 di RS Kota Solo membawa pendonor sendiri. Namun, proses pemeriksaan dan tahapannya butuh biaya sekitar Rp4 juta. "Kalau mengambil di PMI juga sama, orang PMI itu tidak menjual darah," ujarnya.

Ning mengatakan sebagian besar pasien tidak membayar sendiri biaya transfusi darah plasma tersebut, karena sudah masuk komponen biaya pengobatan oleh RS yang merawat.

Baca Juga: PT KAI Tambah Daya Listrik 5 MW, Rute KRL Jogja-Solo Bakal Sampai Palur?

Edukasi Dini

RS yang mengambil darah kemudian menyalurkan pembayarannya ke PMI. Namun, hal itu tidak berlaku jika RS sampai mencari darah plasma ke luar Solo sehingga biayanya menjadi tanggungan keluarga pasien.

Ning mengatakan edukasi dini ia harapkan akan memperbanyak stok plasma konvelesen karena proses donor membutuhkan waktu yang tak singkat. Saat kondisi darurat pasien membutuhkan transfusi plasma, stok yang mencukupi turut menyambung nyawa.

RS Kota Solo bisa mengedukasi pasien Covid-19 saat mereka masih dirawat tentang pentingnya donor plasma konvalesen. “Sehingga ketika sudah sembuh pasien punya kesadaran untuk mendonorkan plasma konvalesen,” ucapnya.

Baca Juga: Hotel Kendedes dan Panti Semedi Klaten Jadi Tempat Isolasi Mandiri Pasien Covid-19

Selain PMI, RSUD dr Moewardi (RSDM) Solo juga menerima donor apheresis. Direktur RSDM, Cahyono Hadi, mengatakan donor darah apheresis kali pertama di RS tersebut dilakukan pada Senin (25/1/2021).

Metode pengobatan atau terapi plasma ini menggunakan plasma darah penyintas atau pasien Covid-19 sudah sembuh dan memiliki kondisi kaya antibodi poliklonal.

“Sebelumnya kami hanya melakukan terapi plasma konvalesen terhadap pasien Covid-19 dengan suplai apheresis dari Palang Merah Indonesia [PMI],” katanya kepada wartawan, Kamis (28/1/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya