SOLOPOS.COM - Angkutan pengumpan (feeder) Batik Solo Trans. (Solopos-M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO — Peristiwa tidak mengenakkan dialami Sudibyo, 40, pengemudi angkutan feeder Batik Solo Trans atau BST Koridor 903 Jurusan Mojosongo-Semanggi yang dianiaya saat melintas di kawasan Notosuman, Solo, Minggu (19/12/2021). Ia dipukuli oleh seorang pengendara motor.

Sudibyo mendapat dua pukulan di kepala masing-masing dengan tangan kosong dan menggunakan helm. Peristiwa itu kini ditangani polisi setelah manajemen PT Transportasi Global Mandiri (TGM) Solo selaku operator feeder BST ke Polresta Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Informasi yang dihimpun Solopos.com, insiden penganiayaan itu bermula ketika Sudibyo mengemudikan angkutan feeder BST dari arah Serabi Notosuman hendak berbelok ke kanan menuju Jl Gatot Subroto.

Di saat yang bersamaan, sepeda motor matic melaju dengan kecepatan tinggi dari arah barat. Khawatir terjadi kecelakaan, Sudibyo spontan menyalakan lampu dim atau lampu tembak jarak jauh.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Pemotor yang Pukul Sopir Feeder BST Resmi Dilaporkan ke Polisi

Pengemudi feeder BST Solo yang dianiaya itu juga membunyikan klakson supaya pengendara motor dari lawan arah itu mau mengurangi kecepatannya. Namun, sorotan lampu dim dan klakson itu ternyata membuat murka pengendara motor yang belum diketahui identitasnya itu.

Meski tidak ada benturan, pengendara motor itu tampak kesal dengan Sudibyo. Setelah melintasi simpang empat Notosuman, angkutan feeder itu berhenti di bus stop. Sesuai aturan, semua angkutan feeder BST harus berhenti di bus stop.

Pelaku Memaksa Sopir Keluar

Kesempatan itu ternyata malah dimanfaatkan oleh si pengendara motor untuk meluapkan emosinya. Pengendara motor itu tiba-tiba lalu balik arah dan memarkir sepeda motor tepat di depan feeder sehingga membuat kendaraan tak bisa jalan.

Pengendara motor itu sempat menggedor pintu kemudi angkutan feeder dan memaksa sang sopir keluar. Ia memaki sang sopir dengan kata-kata kasar. Bahkan, pengendara motor itu nekat memukul kepala sopir itu sebanyak dua kali.

Baca Juga: Gara-Gara Lampu Tembak, Sopir Feeder BST Dianiaya Pemotor di Solo

Pukulan pertama dengan tangan kosong mengenai bagian atas telinga. Pukulan pertama itu memang tidak membuat kepalanya lecet atau berdarah. Namun, pukulan itu sudah cukup membuat pengemudi feeder BST Solo itu pusing.

Sementara pukulan kedua menggunakan sebuah helm membuat pelipis Sudibyo lecet dan lebam hingga mengeluarkan darah. “Dari rekaman video terdengar sama-sama pengendara motor itu teriak, ‘Kamu bisa nyopir tidak? Itu sudah dua arah,’ kata ,” jelas Project Manager PT TGM Solo, Suyanta, menirukan teriakan pengendara motor saat diwawancarai Solopos.com, Senin (20/12/2021).

Suyanta menjelaskan peristiwa itu terjadi pukul 18.01 WIB-18.03 WIB. Sesuai atura, mulai pukul 18.00 WIB-06.00 WIB, jalan tersebut berlaku dua arah. Ia menduga saat itu sopir feeder menganggap dia melaju dari timur belum dua arah.

Tapi, pengendara motor menganggap itu sudah dua arah. “Itu hanya masalah perbedaan persepsi,” paparnya. Suyanta menyesalkan insiden pemukulan yang dialami sopir angkutan feeder itu sampai terjadi. Dia menegaskan sopir angkutan feeder itu sudah bekerja sesuai SOP.

Baca Juga: Jembatan Jonasan Jl Juanda Solo Akhirnya Dibuka, Selamat Tinggal Macet!

Pelat Nomor dan Rekaman CCTV Jadi Petunjuk

“Driver saya [angkutan feeder] sudah berada dalam posisi yang benar. Tidak ada indikasi sengaja [membuat masalah]. Toh juga tidak ada senggolan antarkendaraan. Itu hanya peristiwa berlalu lintas biasa,” terang Suyanta.

Pada Senin pagi, pengemudian angkutan feeder BST Koridor 903 Jurusan Mojosongo-Semanggi yang dianiaya itu resmi melaporkan peristiwa penganiayaan itu ke Polresta Solo. Berbekal pelat nomor sepeda motor yang terekam melalui kamera closed circuit television (CCTV) di angkutan feeder, identitas dari pengendara motor itu bisa ditelusuri.

“Pelakunya satu orang saja. Kelihatannya sudah diketahui [identitasnya oleh polisi]. Pasti sudah di-tracking polisi. Semua sudah kami paparkan ke polisi. Sudah di-BAP [berita acara pemeriksaan],” jelasnya.

Baca Juga: Pameran Awul-Awul di Tirtonadi Dikritik, Anggota DPRD Solo Pasang Badan

Suyanta menjelaskan saat terjadi insiden pemukulan itu, sopir angkutan feeder BST tidak memberi perlawanan. Kepada semua kru angkutan feeder BST, Suyanta sudah mewanti-wanti untuk tidak melawan walau sudah yakin berada di posisi yang benar.

“Posisi driver kami sedang pegang setir. Kaca juga dalam posisi tertutup, ia tidak ngomong apa pun. Senggolan [dengan sepeda motor] juga tidak ada. Ini hanya masalah lalu lintas biasa,” ucapnya.

Kasatreskrim Polresta Solo, AKP Djohan Andika, mengaku sudah mendapatkan laporan tersebut. “Laporan sudah saya terima, tapi belum saya baca. Namun, secepatnya akan diterbitkan surat perintah untuk melakukan penyelidikan sebagai tindak lanjut. Kami akan memanggil saksi, terutama saksi korban, serta saksi yang melihat kejadian tersebut,” katanya saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya