SOLOPOS.COM - Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Azana Hotels and Resorts, Dicky Sumarsonomeluncurkan buku keempatnya Kamis (21/7/2022) bertempat di House of Danar Hadi Solo. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Azana Hotels and Resorts, Dicky Sumarsono meluncurkan buku keempatnya, Kamis (21/7/2022) bertempat di House of Danar Hadi Solo.

Buku berjudul Adaptive or Die- The Unusual Way to Succeed in Hotel Industry menjadi buku karya Dicky yang paling cepat ia selesaikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Butuh enam bulan untuk menulis ini. Memang ini jadi buku tertipis dan tercepat yang saya tulis dibanding tiga judul sebelumnya, yang bisa setahun atau lebih,” tutur Dicky.

Di salah satu paragraf catatan dari penulis dalam buku keempatnya, Dicky menuturkan bisnis industri perhotelan ternyata mampu perlahan bangkit lebih cepat dari prediksi.

Ekspedisi Mudik 2024

 “Menurut pengamatan empiris yang saya lakukan, senyatanya bisnis industri perhotelan telah rebound lebih cepat dari prediksi di bulan Desember 2021. Tapi, ternyata di kisaran September 2021 bisnis perhotelan sudah menampakkan geliat positif lagi,” tulisnya. 

Baca Juga: dHore! Jadi Nasabah Simpedes BRI, Wong Bulu Sukoharjo Dapat Hadiah Mobil

Ada 10 bab yang Dicky paparkan dalam buku keempatnya. Di antaranya, Perubahan Landscape Bisnis Hotel Pasca Pandemi, Winning Mentality, Stay Relevant & Agile Or Die, Fokus Berkarya Bukan Berkompetisi, Collaboration Is The New Competition, Optimizing Momentum (From Surviving To Innovating Then Growing), Berpikir Anti Mainstream Berpikir Growth Hacking, Growth Model & Growth Engine Combination

To Maximize Profit, Bisnis Hotel Yang Berkelanjutan, dan Bukan Sekadar Eksploitasi Tapi Eksplorasi. Ia juga membahas secara singkat kesepuluh bab yang ia tuliskan.

Seusai didera pandemi Covid-19, Dicky menilai adanya perubahan dan pergerakan landscape bisnis hotel yang cukup cepat. Sehingga muncul volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity (VUCA).

Volatility merupakan perubahan harga dalam waktu yang cepat. Uncertainty sendiri menyangkut ketidakpastiaan kapan wabah akan segera berakhir. Complexity merupakan ketidakmampuan untuk menganalisis sebab-akibat dari suatu permasalahan dan ambiguity adalah situasi sulit bagi perusahaan untuk mengambil keputusan.

“Ada sembilan inside yang saya paparkan dalam buku. VUCA yang masih panjang namun memang tergantung bagaimana bisnis hotel meresponnya,” jelas Dicky.

Seusai acara, Dicky juga membagikan sejumlah buku untuk para tamu yang hadir yakni perwakilan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan perwakilan House of Danar Hadi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno juga turut mengapresiasi tulisan Dicky. Menurut Sandi, bisnis perhotelan memang harus memilih untuk menyesuaikan diri.

Adaptibility  atau sikap menyesuaikan diri menjadi satu-satunya pilihan yang harus dipilih bagi para pelaku usaha pariwisata, khususnya usaha perhotelan atau hospitality. Tanpa sikap berani beradaptasi, perusahaan akan tergerus seiring dengan makin banyaknya kompetisi. Semoga buku Mas Dicky ini dapat membekali para pelaku usaha pariwisata Indonesia untuk bangkit kembali pascapandemi,” tulis Sandi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya