SOLOPOS.COM - Massa saat bentrok di depan Kantor TU DPRD Boyolali, Senin (23/12/2013). (Hijriah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI – Ricuh terjadi di DPRD Boyolali, Senin (23/12/2013). Kericuhan ini berujung amuk massa. Penyampaian aspirasi dan kritik Barisan Merah Putih Pengging (BMPP) terhadap DPRD Boyolali, Senin di Kantor DPRD Boyolali, berakhir ricuh.

Kericuhan terjadi saat BMPP yang digawangi Duo G, Sri Sujarwanto alias Gombloh dan Sri Wahyudi alias Glendoh hadir di DPRD untuk menyampaikan aspirasi. Tak hanya mereka yang hadir, dalam acara itu juga datang puluhan orang yang mengaku sebagai kader PDI Perjuangan.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Kader mengaku tidak terima dengan kritik dari BMPP karena kritik itu dianggap menghina Ketua DPC PDI Perjuangan, Paryanto, yang posisinya juga sebagai Ketua DPRD. Akibat kericuhan tersebut, Glendoh sempat terkena amukan massa berpakaian preman dan ada beberapa yang memakai atribut partai berlambang kepala banteng.

Kejadian berawal ketika lima orang anggota BMPP mendatangi Kantor DPRD dengan membawa bingkisan kado berisi pakaian dalam wanita dan hadiah berupa tokoh wayang Sengkuni bertuliskan Seno K.

Sayangnya, kedatangan BMPP hanya ditemui seorang Wakil Ketua DPRD, Fuadi, dan seorang pegawai Sekretariat Dewan (Sekwan), di ruang Wakil Ketua DPRD. Glendoh pada saat itu menyampaikan bahwa kado ini merupakan simbolis bagi DPRD yang dianggap banci, karena selama ini dianggap tidak bisa menjadi wakil rakyat.

Kemudian, Fuadi menyatakan menerima kritik dari BMPP dan akan menyampaikan kritik dan hadiah tersebut juga kepada pimpinan DPRD yang lain termasuk kapada Ketua DPRD, Paryanto.

Salah satu anggota massa yang mengaku kader PDIP Perjuangan, Lambang Saroso tidak terima dengan bingkisan pakaian dalam wanita itu. Lambang Sarosa, dalam forum itu berbicara dan mengkaitkan kritik, kado dan bingkisan itu dengan wacana hak angket yang pernah muncul di kalangan DPRD setelah beredaranya rekaman pidato Bupati Boyolali, Seno Samodro.
Lambang mengaku tidak terima dengan adanya bingkisan pakaian dalam itu yang ditujukan kepada Paryanto.

Dia menilai, pimpinan DPRD itu sifatnya kolektif kolegia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya