SOLOPOS.COM - Tiga orang terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ricky Rizal (tengah), Richard Eliezer (kiri) dan Kuat Ma'ruf (kanan) menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022). Ketua majelis hakim memutuskan untuk menggabungkan tiga terdakwa, yakni Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Maruf dalam satu sidang yang beragendakan pemeriksaan saksi. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.

Solopos.com, JAKARTA – Salah satu ajudan Ferdy Sambo, Bripka Ricky Rizal Wibowo, membuat grup Whatsapp khusus untuk orang yang mengetahui kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Grup WA yang dinamai Duren Tiga itu dibuat Ricky Rizal pada 11 Juli 2022 atau tiga hari setelah Brigadir Yosua dibunuh.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Anggota grup WA Duren Tiga masing-masing Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal, Diryanto (Kodir), Kuat Ma’ruf, Susi.

Bharada Richard Eliezer sempat dimasukkan ke dalam grup tersebut namun dikeluarkan kembali beberapa jam kemudian.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Aktivis Perempuan: Tak Ada yang Percaya Putri Sambo Diperkosa Yosua

Fakta itu diungkap ahli digital forensik Polri, Adi Setya, saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).

“Grup WA Duren Tiga ini dibuat oleh akun bernama Ricky Wibowo tanggal 11 Juli 2022,” ujar Adi Setya di hadapan majelis hakim yang diketuai Wahyu Iman Santoso, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube KompasTV.

Adi Setya mengatakan, data tersebut ia dapatkan dari HP yang disita penyidik Mabes Polri.

Baca Juga: Bharada Richard Eliezer Jalani Sidang Kode Etik Seusai Sidang Pidana

Meski demikian, saat dirinya memeriksa Grup WA Duren Tiga itu seluruh isinya telah terhapus.

Sehingga, dirinya tidak bisa tahu apa saja percakapan yang ada dalam grup yang dibuat setelah Brigadir Yosua dibunuh itu.

“Seluruh isinya telah dihapus, Pak,” tutur Adi Setya saat menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum.

Baca Juga: Sambo Tuding Eliezer Libatkan Istrinya dalam Kasus Penembakan Yosua

Menurutnya, ada akun WA bernama Richard Eliezer sempat dimasukkan dalam Grup WA Duren Tiga namun dikeluarkan beberapa jam kemudian.

“Akun WA atas nama Richard Eliezer di-add pukul lima pagi dan di-remove pukul delapan pagi,” katanya.

Sementara itu, Aktivis Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual, Ratna Batara Munti, mengatakan selain Komnas Perempuan tak ada aktivis perempuan yang membela Putri Candrawathi dalam kasus Yosua.

Baca Juga: Harta Ferdy Sambo Tak Terlacak, KPK: Cuma Belum Klarifikasi Saja

Menurutnya, para aktivis perempuan tidak percaya dengan cerita Putri Candrawathi bahwa dirinya diperkosa oleh Brigadir Yosua.

Salah satu yang membuat tidak percaya adalah kondisi Yosua yang tidak berdaya dalam relasi kuasa Ferdy Sambo.

“Kami membela ibu Yosua. Ibu Yosua itu perempuah lho. Dia seorang ibu yang kehilangan anaknya dengan cara yang tragis. Dia yang kami bela,” ujar Ratna seperti dikutip Solopos.com dari acara Rossi di kanal Youtube KompasTV.

Baca Juga: Bharada E Ngaku Diperintah Putri Bersihkan Sidik Jari dari Barang Brigadir J

Ratna mengatakan, berbagai kebohongan yang dilakukan Ferdy Sambo dan Putri membuat para aktivis perempuan yakin bahwa Yosua adalah korban.

Ia menegaskan, anggapan bahwa perempuan selalu menjadi korban adalah salah. Dalam kasus Yosua, Putri Sambo meskipun seorang perempuan tetapi memiliki relasi kekuasaan yang besar.

Baca Juga: Sambo Tuding Eliezer Libatkan Istrinya dalam Kasus Penembakan Yosua



“Dia punya semuanya. Semuanya dulu orang yang sangat berkuasa, terbukti begitu lapor kekerasan seksual langsung diterima. Kami mendampingi begitu banyak korban kekerasan, tidak serta merta laporan kami diterima. Perlu perdebatan sengit sebelum akhirnya diterima, itu pun tidak selalu. Kemudian secara logika, apa mungkin Yosua berani melakukan kekerasan seksual terhadap istri atasannya yang sudah tua, sementara di rumah itu ada ajudan-ajudan lainnya. Tidak masuk akal,” katanya.

Apalagi, hasil poligraf Putri Candrawathi, Ferdy Sambo dan Kuat Ma’ruf menunjukkan mereka terindikasi kuat berbohong.

Baca Juga: Tak Hanya Serentak Bantah Eliezer, Sambo dan Putri juga Kompak Bersuara Lirih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya