SOLOPOS.COM - Gubernur Ganjar Pranowo menunjukkan pakaian alat pelindung diri (APD) buatan RSUD dr. Moewardi Solo, Senin (23/3/2020). (ANTARA/Wisnu Adhi)

Solopos.com, SOLO -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengaku risau dengan kedatangan ribuan perantau Wonogiri dan Jepara yang mudik di tengah wabah corona. Ganjar khawatir para pemudik bisa menjadi carrier atau pembawa virus corona dan itu harus dicegah.

Ganjar risau dengan mulai terlihatnya tren mudik dari Jakarta dengan tujuan beberapa daerah di Jateng seperti Wonogiri dan Jepara. Berdasarkan data yang diterima Pemprov Jateng, terjadi peningkatan jumlah pemudik dari Ibu Kota.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Untuk mencegah pemudik menjadi carrier atau pembawa virus Corona, Ganjar meminta para kepala daerah memantau terminal-terminal kedatangan penumpang. Tapi diakuinya, upaya itu tak cukup dan harus ada upaya promotif kesehatan.

Ribuan Orang Telanjur Mudik Saat Wabah Corona, DPR: Lockdown Jakarta!

Saat disinggung tentang rapid test, menurut Ganjar akan diprioritaskan bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang sudah ada daftarnya.

“Bukan per daerah, tapi berdasarkan jumlah ODP. Sebab yang akan kami prioritaskan untuk tes itu ya ODP ini. Per Rabu malam ODP Jateng tercatat 2.858 orang. Data by name dan persebaran mereka sudah ada. Tinggal laksanakan saja,” kata Ganjar saat melayat ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sudjiatmi Notomiharjo, Rabu (25/3/2020) malam.

Puluhan Ribu Kasus Corona Tak Terdeteksi di Indonesia, Ini Sebabnya

Dia mencontohkan perlunya seruan untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat. Pasalnya ribuan perantau Wonogiri dan Jepara yang mudik sudah sampai ke kampung masing-masing di tengah wabah corona. Bahkan puncak arus mudik sudah terlampaui.

Melihat perilaku masyarakat yang tak mematuhi anjuran tersebut, Ganjar mengingatkan kemungkinan terburuk bisa terjadi. Ganjar mengingatkan tren peningkatan angka kasus corona atau Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) bisa berlangsung hingga September 2020.

Hal itu terjadi bila kesadaran masyarakat untuk membantu pemerintah memerangi persebaran virus itu masih saja kurang. Tapi bila semua elemen masyarakat bergerak bersama pemerintah memerangi virus itu, tren peningkatan persebaran Covid-19 bisa lebih pendek.

Organda: Perantau Wonogiri dan Jepara Sudah Mudik Semua

“Bila masyarakat tidak support, ini akan panjang Mas, akan panjang. Kami menghitung bisa sampai September [2020],” ujar Ganjar.

Lonjakan Kasus

Ganjar mencontohkan lonjakan 16 kasus baru Covid-19 di Jateng pada Rabu. Peningkatan signifikan angka kasus menurut dia tidak selalu diartikan negatif. Sebab bisa saja lonjakan kasus dikarenakan keberhasilan tim mendeteksi kasus-kasus baru itu.

Dengan sudah terdeteksi diharapkan penanganan terhadap para penderita Covid-19 bisa lebih terukur dan tepat. “Lebih baik terdeteksi, daripada sekarang ngumpet-ngumpet. Apalagi bila malah sampai jalan-jalan keliling di tempat umum,” kata dia.

Simulasi: Jika Lockdown, Wabah Corona di Indonesia Hilang 10 Juni 2020

Terlepas dari kedatangan ribuan perantau Wonogiri dan Jepara yang mudik di tengah wabah virus corona, Ganjar masih berharap peran masyarakat. Ganjar berharap tokoh masyarakat dan tokoh agama turut serta bersama pemerintah dalam menanggulangi persebaran Covid-19. Dengan partisipasi aktif dari mereka diharapkan rentang waktu peningkatan angka kasus Covid-19 bisa lebih pendek.

“Bila leda-lede bisa sampai September. Tapi bila bisa intervensi dengan persuasif, mungkin hanya sampai Juni. Ini modelling ya, proyeksi-proyeksi. Sehingga pemerintah untuk menyiapkan anggaran, hitung-hitungan, sudah kami terapkan,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya