SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani. (Istimewa/Dokumentasi Humas Setda Klaten)

Solopos.com, KLATEN - Sebanyak 6.071 orang diketahui mudik ke Klaten, sejak Jumat (27/3/2020)-Minggu (29/3/2020). Bupati Klaten, Sri Mulyani, buka suara terkait gelombang pemudik tersebut di tengah pandemi corona.

Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, gelombang pemudik terbesar di Klaten berada di Kecamatan Bayat, yakni 629 pemudik. Sedangkan, jumlah pemudik terkecil berada di Kecamatan Polanharjo, yakni 30 pemudik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Semua Pasien Positif Corona di Kota Malang Dinyatakan Sembuh

Sri Mulyani mengatakan perlunya pembuatan bilik sterilisasi di setiap desa yang tersebar di 26 kecamatan di Klaten. Bilik tersebut sebagai upaya mencegah persebaran virus corona. Di Klaten sendiri terdapat 401 desa/kelurahan.

“Keterbukaan informasi akan kami sampaikan terus ke masyarakat. Baik-buruk dan pahit-manisnya tetap akan disampaikan ke masyarakat. Saya juga minta diadakannya bilik sterilisasi di setiap pemerintah desa atau pun pemerintah kecamatan guna mengurangi kepanikan di masyarakat,” katanya.

Atasi Corona, Pemkab Sragen Siapkan Dana Rp10 Miliar

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas (Gusgas) Percepatan Penanggulangan Virus Corona Kabupaten Klaten, Ronny Roekminto, menyebut gelombang orang mudik ke Klaten itu tak bisa dibendung. Pasalnya, para pemudik itu sedang tak bekerja di tanah perantauan karena corona.

“Gelombang pemudik ini memang sulit dibendung. Soalnya mereka juga tidak bekerja dan tidak berjualan di tanah perantauan. Data yang dilaporkan masing-masing kecamatan itu sifatnya dinamis. Masing-masing pemudik itu statusnya orang dalam pemantauan [ODP],” katanya kepada Solopos.com, Minggu (29/3/2020).

Wajib Lapor

Ronny Roekminto mengatakan orang mudik ke Klaten yang berasal dari daerah terjangkit virus corona wajib lapor ke Gusgas Covid-19 tingkat desa. Para pemudik tak perlu datang ke Puskesmas kecuali jika mengeluhkan demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan/sesak napas.

Cegah Penularan Corona, Warga Jebres Solo Blokade Jalan

“Tugas Gusgas Covid-19 tingkat desa melakukan pencegahan melalui edukasi atau sosialisasi yang tepat terkait Covid-19. Kemudian mendata penduduk rentan sakit, mengindentifikasi fasilitas desa yang bisa dijadikan sebagai ruang isolasi, menyemprot disinfektan, menyediakan alat kesehatan untuk deteksi dini, serta menyediakan informasi terkait Covid-19,"

"Tak lupa juga dengan memastikan tak ada warga yang berkumpul atau berkerumun [termasuk menyiapkan penanganan terhadap warga yang berpotensi korban Covid-19],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya