SOLOPOS.COM - Unjuk Rasa yang terjadi di Washington. (BBC)

Solopos.com, WASHINGTON -- Ribuan orang Amerika berkumpul di Washington untuk mengenang peristiwa bersejarah March on Washington, Jumat (28/8/2020). Acara tahun ini untuk menuntut keadilan rasial yang dialami orang Afrika-Amerika.

Ibu Kota Amerika menjadi lokasi March on Washington lagi. Sekitar 57 tahun yang lalu, Martin Luther King Jr menyampaikan pidato bersejarahnya bertajuk I Have a Dream.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Aksi tahun ini menyusul demontrasi bulan-bulan lalu, terkait kebrutalan polisi terhadap orang kulit hitam di Amerika. Sekitar 50.000 demostran berkumpul di Washington untuk menuntut keadilan rasial tersebut

Kematian George Floyd

Dilansir BBCnews, Sabtu (29/8/2020), Protes-protes itu dipicu oleh kematian George Floyd. Laki laki kulit hitam yang meninggal Mei lalu. Ia meninggal setelah seorang polisi kulit putih menindih leher Floyd dengan lututnya, di jalan kota Minneapolis, Minnesota.

Kematian Floyd menjadi simbol sejarah panjang kematian orang kulit hitam di AS.

Aksi pada hari jumat itu bertajuk Get Your Knee off Our Necks March, atau Pawai Singkirkan Lututmu dari Kami.

Peristiwa ini terjadi di tengah ketegangan nasional yang baru. Seorang polisi menembak Jacob Black, laki-laki kulit hitam berusia 29 tahun di Kenosha, Wisconsin. Ia ditembak tujuh kali di punggung, yang menyebabkan Black lumpuh dari pinggang ke bawah.

Acara ini diselenggarakan oleh Jaringan Aksi Nasional Pemimpin Pendeta Al Sharpton, Martin Luther King III, dan organisasi hak-hak sipil tertua di Amerika. Bahkan Yolanda Renee King, cucu dari Martin Luther King Jr berada di antara pembicara tersebut.

Long March

Acara dimulai dari anak-anak tangga Monumen Lincoln Memorial, kemudian para demonstran melakukan long march atau berjalan menuju Monumen Martin Luther King Memorial. Awalnya acara ini diperkirakan akan diikuti 100.000 orang, kemudian diturunkan sekitar 50.000 orang. Hal ini sesuai dengan izin yang dikeluarkan oleh Dinas Taman Nasional.

Keluarga para korban penembakan brutal diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato di Lincoln Memorial. Salah satunya adalah ayah Jacob Black.

Dalam pidatonya ia menegaskan bahwa saat ini ada dua sistem peradilan yang diterapkan Amerika. Sistem putih dan sistem hitam, tetapi menurutnya sistem hitam tidak bekerja dengan baik.

Adik George Floyd, Bridgett Floyd juga ikut serta menjadi pembicara dalam acara itu. Kematian kakaknya beberapa bulan lalu, memicu gelombang demostrasi di seluruh Amerika Serikat dan dunia.

Selain keluarga Blake dan Floyd, hadir juga keluarga Breonna Taylor, Rayshard Brooks, Ahmaud Arbery, Trayvon Martin dan Eric Garner. Keluaga mereka sama-sama menjadi korban penembakan brutal orang kulit putih.

Arbery dan Martin tewas di tangan pria kulit putih yang mengejar mereka dengan senjata api, dan baru ditangkap setelah ada ujuk rasa publik.

Pihak penyelenggara tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan mengukur suhu tubuh partisipan, menyediakan 200 pos sanitasi tangan, dan semua orang diwajibkan mengenakan masker. Para partisipan tetap dihimbau untuk melakukan social distancing. Meskipun dalam praktiknya, menjaga jarak sangat sulit dilakukan di tengah kerumunan orang banyak.

Aksi masa pada Jumat (28/8/2020) ini, tercatat sebagai pertemuan terbesar di Washington sejak pandemi. Aksi-aksi serupa juga digelar di wilayah lainnya, seperti Carolina Selatan, Florida, Nevada, Utah dan Colorado.

Indah Pranataning Tyas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya