SOLOPOS.COM - Sejumlah burung merpati terbang mengitari rumah warga yang tertimbun pasir di Dusun Kamar Kajang, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Puluhan rumah di dusun tersebut terendam luapan air sungai bercampur material lahar dingin erupsi Gunung Semeru akibat diguyur hujan deras pada Selasa (7/12) dan Rabu (8/12) malam . ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.

Solopos.com, LUMAJANG — Ribuan hektare lahan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, rusak akibat terdampak erupsi Gunung Semeru.
Berdasarkan data citra satelit SPOT 7 yang diteliti Organisasi Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kali ini lahan seluas 2.417,2 Ha terdampak letusan.

Data itu diperoleh dengan cara membandingkan foto Gunung Semeru dari luar angkasa setelah erupsi pada 7 Desember 2021 dengan letusan sebelumnya tahun 2018. Peneliti juga memanfaatkan data mosaik landsat 8 tahun 2021.

Promosi Hari Ini Jadi Cum Date Dividen Saham BBRI, Jangan Ketinggalan THR dari BRI

“Data yang digunakan untuk analisa tersebut adalah Data SPOT 7 tahun 2018 (sebelum letusan), data SPOT 7 tanggal 7 Desember 2021 (setelah bencana) dan data mosaik landsat 8 tahun 2021,” kata Plt. Kepala Pusat Riset Aplikasi Penginderaan Jauh BRIN, M. Rokhis Khomarudin, Kamis (9/12/2021) dilansir dari laman resmi BRIN.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Foto-Foto Rumah Terendam Pasir Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Hasil luasan penggunaan lahan ini masih berbasiskan data Landsat 8 mosaik yang masih memerlukan verifikasi dan validasi lebih lanjut. “Lahan terdampak letusan yaitu 2.417,2 Ha yang terdiri dari Hutan sebesar 909,8 Ha, lahan terbuka 764,5 Ha, hutan sekunder 243,1 Ha, lahan pertanian 161,5 Ha, Ladang/tegalan 161,2 Ha, perkebunan 77,9 Ha, pemukiman 67,8 Ha, semak/belukar 20,8 ha dan tubuh air 10,4 Ha,” lanjutnya seperti dilansir Bisnis.com, Kamis (9/12/2021).

Data tersebut akan dianalisis lebih lanjut oleh Tim Tanggap Darurat bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana guna menentukan keperluan logistik, penanganan pengungsi, serta besar kerugian sekaligus rehabilitasinya.

Baca juga: Kisah Ali Nguli Pasir Demi Sesuap Nasi, Hilang Ditelan Erupsi Semeru

Hingga saat ini, jelas Rokhis, satelit yang digunakan untuk mendapatkan data citra sebuah wilayah adalah milik negara lain. “Satelit yang kita miliki saat ini masih bersifat eksperimental dan belum cukup untuk menganalisa kerusakan secara lebih detail,” ujarnya. “Ke depan kalau kita punya satelit sendiri akan lebih baik dalam melakukan pemantauan bumi. Saya berharap kita dapat segera mewujudkan pembangunan satelit nasional observasi bumi,” pungkasnya.

Seperti diketahui, erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021), berdampak pada beberapa wilayah di Lumajang, Jawa Timur. Pada hari kelima setelah erupsi, tim SAR gabungan menemukan total 43 korban meninggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya