SOLOPOS.COM - Warga berwisata di Taman Balekambang, Solo, Jumat (22/7/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Revitalisasi Taman Balekambang Solo yang digadang-gadang bakal menjadi salah satu taman termewah di Asia Tenggara diharapkan bisa mengembalikan muruah Pura Mangkunegaran.

Seperti diketahui, Taman Balekambang merupakan peninggalan sekaligus wujud cinta kasih Mangkunagoro VII untuk dua putrinya. Di sisu lain, dengan revitalisasi itu, Balekambang juga bakal menjadi pusat studi budaya Jawa bagi para peneliti, mahasiswa, maupun masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, Taman Balekambang ditutup untuk pengunjung selama pengerjaan proyek revitalisasi hingga Desember 2023. Megaproyek revitalisasi taman tersebut mulai dikerjakan oleh kontraktor pelaksana dari PT Pembangunan Perumahan (PP) Persero.

Nilai kontrak proyek tersebut senilai Rp154.703.287.500 yang bersumber dari APBN. Proyek revitalisasi Taman Balekambang Solo diawali dengan studi identifikasi dan perencanaan teknis yang melibatkan pegiat budaya, termasuk Pura Mangkunegaran Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Langkah ini dilakukan guna merealisasikan pusat budaya Jawa. Tim arsitektur Taman Balekambang Solo telah menggali beragam data yang erat hubungannya dengan sejarah Mangkunegaran. Mereka mendatangi langsung Pura Mangkunegaran pada beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dirombak Jadi Mewah, Taman Balekambang Solo Ditutup sampai Desember 2023

Tim ahli KGPAA Mangkunagoro X, R Christopher S Lebe, mengatakan Taman Balekambang Solo merupakan peninggalan Pura Mangkunegaran pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunagoro VII yang diresmikan pada 26 Oktober 1921.

Pusat Studi Budaya Jawa

Pembangunan taman itu sebagai wujud kasih sayang Mangkunagoro VII kepada kedua putrinya, GRAy Partini dan GRAy Partinah. Lebe berharap bisa berkolaborasi aktif dengan tim arsitektur desain Taman Balekambang Solo dalam revitalisasi tersebut.

“Ini sesuai visi dan misi Pura Mangkunegaran dalam penggalian, pelestarian, dan pengembangan budaya. Beberapa waktu lalu, tim arsitektur Taman Balekambang Solo datang langsung ke Mangkunegaran untuk membahas pusat studi budaya Jawa di taman,” katanya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (12/10/2022).

Baca Juga: Daftar Taman Populer di Kota Solo, Ada yang Usianya Lebih dari 100 Tahun

Lebe menyampaikan proyek revitalisasi tersebut bertujuan mengembalikan muruah Pura Mangkunegaran di Taman Balekambang Solo. Banyak peninggalan Mangkunegaran di area taman yang memiliki nilai historis tinggi guna menyokong pengembangan budaya dan promosi wisata di Kota Bengawan.

Saat ini, Mangkunegaran tengah getol melakukan penggalian dan pengembangan budaya mengacu pada riset atau penelitian. Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang, Sumeh, mengatakan total luas lahan yang direvitalisasi mencapai 87.020 meter persegi.

Adapun beberapa fasilitas yang akan direnovasi, antara lain gedung kesenian, area danau, kolam renang, plaza, taman, amphitheater atau teater terbuka dan pendapa. Selain itu, ada flying bridge atau jalur pedestrian layang yang bakal membentang di area taman.

Baca Juga: Intip Desain Baru Taman Balekambang Solo, Ada Jalur Pedestrian Layang

Konsep dan Desain Taman Balekambang

Jalur itu memiliki lebar sekitar tiga meter. Desain proyek revitalisasi Taman Balekambang menggabungkan unsur seni dan budaya, taman outdoor, serta pusat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan produk unggulan Kota Solo.

“Koleksi satwa seperti rusa, merak, dan unggas dipindah ke bagian belakang Gedung Graha Wisata Solo. Sekarang kami tengah membikin kandang untuk satwa-satwa tersebut,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Solo, Janjang Sumaryono Aji, mengatakan megaproyek revitalisasi Taman Balekambang Solo merupakan salah satu proyek prestisius yang dikerjakan selama dua tahun.

Baca Juga: Jadi Mewah, Pemeliharaan Taman Balekambang Solo Rp2,4 Miliar/Tahun

Janjang dan para wakil rakyat lainnya telah memberikan masukan dan saran kepada kontraktor pelaksana terkait konsep dan desain revitalisasi taman. Tak hanya konsep dan desain, area parkir kendaraan bermotor untuk pengunjung di area taman juga disorot.

“Pendapa dan pohon-pohon langka yang berusia puluhan tahun hingga ratusan tahun harus dilindungi. Kami juga mengusulkan agar ada pembatas pagar dan akses bagi penyandang disabilitas di kompleks area taman. Desain awalnya tidak ada. Ini usulan dan saran kami kepada tim perencana dan konstruksi revitalisasi taman,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya