SOLOPOS.COM - Museum Radya Pustaka (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kembali molornya pembukaan Museum Radya Pustaka pascarenovasi membuat sejumlah wisatawan kecele. Pembukaan museum yang dijadwalkan bulan ini terpaksa diundur April lantaran ada kesalahan penataan koleksi.

Seorang wisatawan asal Tlogosari, Semarang, Azizah Eka Wardani, 29, mengaku sempat datang ke Solo untuk mengunjungi Radya Pustaka, pekan lalu. Hanya, ia harus gigit jari karena museum yang berdiri sejak 1890 itu masih tutup. “Saya tidak tahu kalau [museum] masih ditata ulang. Akhirnya saya ke Museum Sangiran,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (17/3/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagai pencinta museum, ia mengaku penasaran dengan kekayaan koleksi Radya Pustaka. Pasalnya meski sering liburan ke Solo, Azizah belum sempat singgah ke museum yang memiliki ratusan naskah kuno tersebut. “Kata teman saya, di sana banyak literasi soal sejarah Keraton Solo. Bagi saya itu menarik.”

Azizah berharap Pemkot Solo segera membuka kembali Radya Pustaka. Menurutnya, sudah terlalu lama museum yang sempat digegerkan kasus pencurian arca itu tutup. Terakhir, pengelola membuka museum pada Agustus 2013. “Radya Pustaka sudah jadi salah satu kunjungan wajib saya. Tetap saya tunggu,” tuturnya.

Hal senada dikatakan Irfan Hidayat, 27. Wisatawan domestik ini mengaku tak sabar melihat konsep baru museum pascarevitalisasi. Ia berharap ada banyak hal menarik yang bisa dipelajari di Radya Pustaka ke depan. “Display-nya juga dibuat semenarik mungkin agar warga betah berlama-lama di museum.”

Ketua Komite Museum Radya Pustaka, Purnomo Subagyo, mengakui museum belum dapat dibuka bulan ini. Penataan koleksi menjadi problem utama terhambatnya pembukaan museum. Menurut Purnomo, pemajangan koleksi di ruang utama pameran belum berjalan lantaran mispersepsi. Koleksi masterpiece yang seharusnya berada di ruang utama seperti kerajinan perunggu dan tosan aji justru diletakkan di ruang belakang.

“Yang belum ditata tinggal wayang dan Alquran Jawa. Namun dua koleksi ini tidak pas kalau dikasih di ruang utama. Kurang menarik dan berpotensi rusak kalau terus disorot pencahayaan,” tuturnya.

Selain penataan koleksi, inventarisasi ulang koleksi sedikit menghambat pembukaan Radya Pustaka. Purnomo menjelaskan kegiatan pencatatan koleksi tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan. “Yang kerja hanya tujuh orang tim teknis, makanya agak lambat.” Dengan kondisi itu, Purnomo memprediksi museum paling cepat dibuka bulan April.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya