SOLOPOS.COM - Bangunan baru Pasar Mangu atau Pasar Rakyat di Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, Rabu (2/3/2018). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

Para pedagang Pasar Mangu di Kecamatan Ngemplak, Boyolali, bertanya-tanya kapan mulai menempati pasar yang sudah kelar direvitalisasi.

Solopos.com, BOYOLALI — Sejumlah pedagang Pasar Mangu di Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, mulai bertanya-tanya kapan mereka bisa pindah ke bangunan baru pasar setelah direvitalisasi. Mereka melihat revitalisasi pasar di Dukuh Kebonagung itu sudah selesai.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya belum tahu kapan pindahannya. Sampai saat ini, kami belum menerima informasi. Saya berharap segera ada sosialisasi,” ujar salah satu pedagang oprokan, Sriyatmi, kepada Solopos.com, Jumat (2/3/2018).

Ekspedisi Mudik 2024

Selama ini, ratusan pedagang menggelar dagangan di sepanjang tepi jalan Pasar Mangu. Kondisi jalan yang ramai dan rusak membuat kawasan Pasar Mangu setiap pagi macet. Rata-rata pedagang enggan masuk ke dalam pasar karena sepi pembeli.

“Semua pedagang pada keluar, ya kalau saya enggak keluar ya enggak dapat pembeli,” timpal pedagang oprokan lainnya, Pujiono.

Pantauan Solopos.com, lokasi pasar baru di sisi timur Pasar Mangu lama hanya berjarak 300-an meter. Namun, lokasinya tak lagi di tepi jalan raya. Selain itu, pasar baru juga memiliki pelataran luas. (Baca juga: Relokasi Pasar Mangu Butuh Rp20 Miliar)

Tak terlihat ada pekerja di lokasi. Sekilas, pasar bercat putih itu seperti sudah selesai dibangun dengan deretan kios yang rapi.

Merujuk papan nama proyek, kontraktor pelaksana pembangunan pasar tersebut ialah PT Kana Lestari Makmur. Proyek yang dibangun di tanah kas desa itu selesai dimulai akhir 2017 lalu dengan masa pembangunan 120 hari.

Kepala Desa Ngesrep, Joko Widodo, mengatakan bekas Pasar Mangu lama ke depannya bakal diratakan dan menjadi lahan terbuka hijau. Harapannya, selain bisa mengurai kemacetan lalu lintas yang nyaris terjadi saban hari, kawasan hijau untuk mempercantik kawasan yang menjadi pintu Bandara Adi Soemarmo.

“Usulan pedagang, bekas pasar enggak boleh buat mal. Buat lahan terbuka saja,” ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Boyolali, Karsino, belum bisa dimintai keterangan terkait hal ini. Beberapa kali dihubungi nomor telponnya, hanya terdengar nada sambung tanpa ada jawaban. Pesan Whatsapp juga tak direspons.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya