SOLOPOS.COM - Bupati Boyolali, M. Said Hidayat, saat diwawancara wartawan seusai peletakan batu pertama Masjid Gedhe Boyolali di lahan eks Terminal Boyolali, Kiringan, Boyolali, Senin (2/1/2023). (Solopos.com/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali pada 2023 ini memiliki resolusi. Salah satunya adalah menurunkan angka kemiskinan di Boyolali.

“Resolusi 2023 untuk Kabupaten Boyolali ke depan, harapan kami apa yang sudah dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya, dengan capaian prestasi yang diraih Pemkab Boyolali diharapkan akan lebih baik,” ujar Bupati Boyolali, M. Said Irawan, kepada wartawan seusai peletakan batu pertama pembangunan Masjid Gedhe Boyolali di lahan bekas Terminal Boyolali, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Senin (2/1/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia mengatakan ke depan Pemkab memikirkan bagaimana cara membangun Kabupaten Boyolali agar semakin baik. Sehingga dapat memberikan pelayanan dan kehadiran yang makin baik bagi masyarakat.

“Menurunkan kemiskinan otomatis [masuk resolusi]. Otomatis ketika kami membangun tentun berbicara tentang menurunkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.

Ia mengatakan upaya dan langkah intervensi pemerintah dilakukan dalam rangka menurunkan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.

Sebelumnya, seusai pelantikan Kepala Desa (Kades), Bupati menjelaskan Pemkab sedang berbenah dan menata data di Boyolali. Ia menjelaskan data-data tersebut akan dijadikan pijakan ketika akan merencanakan intervensi kepada masyarakat.

“Maka by name by address terkait penduduk dan masalah kemiskinan ini yang kami bangun yaitu data dulu. Sehingga ketepatan sasaran menjadi hal penting di Boyolali,” jelas dia, Jumat (30/12/2022).

Said juga menjelaskan berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), kemiskinan Boyolali turun pada 2022 dari 10,62% menjadi 9,82% atau 97.180 masyarakat.

Akan tetapi berdasarkan data dari Pemkab Boyolali berdasarkan Monitoring Center for Development (MCD) diperoleh persentase masyarakat miskin berada di angka 6,71% atau 71.214 orang.

Said menjelaskan data tersebut dipergunakan Pemkab Boyolali sebagai dasar untuk mengintervensi dan pijakan saat mengambil kebijakan.

“Perbedaan data ini bukan untuk dijadikan persoalan. Semua berjalan, BPS juga kami jadikan pegangan di Pemerintah Kabupaten Boyolali ini karena yang dilakukan BPS juga dasar kami ketika melakukan langkah bersama menyangkut kemiskinan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya