SOLOPOS.COM - Para pimpinan PT Superior Prima Sukses (SPS) Toyogo, Sambungmacan, Sragen, berdialog dengan Gubernur Ganjar Pranowo dan Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat meninjau lokasi pabrik bata ringan, Rabu (30/3/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, meminta PT Superior Prima Sukses (SPS) atau Blesscon Sragen ikut membantu mengatasi tingginya angka kemiskinan di Bumi Sukowati. Pabrik bata ringan itu baru saja meresmikan pabrik barunya di Toyogo, Sambungmacan, Sragen, Rabu (30/3/2022).

“Saya bersyukur semakin banyak investor masuk ke Sragen. Investasi itu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Jateng, khususnya di Sragen. Berdirinya Blesscon di Sragen ini bisa memberi manfaat untuk masyarakat Sragen, bisa membangun silaturahmi dengan warga Sragen sehingga bisa berkelanjutan,” ujar Yuni, sapaan Bupati, dalam sambutannya di peresmian Blesscon Plant 3.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Yuni berharap Blesscon bisa bersinergi dengan Pemkab Sragen mengentaskan kemiskinan. Dia meminta program corporate social responsibility (CSR) atau tangung jawab sosial perusahaan diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan. Ini agar Sragen bisa keluar dari zona merah kemiskinan. “Bupatinya seger kok daerahe miskin. Kami mohon dukungannya,” kata Yuni.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebagai informasi, angka kemiskinan di Sragen pada 2021 lalu sebesar 13,83%. Dengan angka sebesar itu, Sragen menempati urutan kedelapan daerah dengan jumlah kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah.

Jumlah warga miskin berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) mencapai 76.308 jiwa atau 134.670 rumah tangga miskin (RTM). Berdasarkan pendapatan kabupaten/kota di Jawa Tengah 2021, pendapatan perkapita yang berada di garis kemiskinan itu untuk wilayah Sragen hanya Rp363.349.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang juga hadir dalam peresmian itu meminta pabrik-pabrik seperti Blesscon bisa menjadi teaching industry untuk siswa SMK. Ganjar bermimpi kurikulum SMK diubah, praktik untuk kelas I itu 30%, kelas II 50%, dan kelas III sudah 70%.

Baca Juga: Ini Solusi yang Ditawarkan Ganjar Pranowo Terkait Masalah LSD di Sragen

Konsep ini, harap Ganjar, bisa disinergikan dengan konsep pembelajaran merdeka belajar. “Hal seperti ini saya belajar ke Jerman. Siswa SMK itu praktik kerja itu selama tiga tahun. Di Kendal sudah jalan, tetapi belum persis seperti yang saya harapkan,” katanya sembari berharap Blesscon bisa menjadi pengungkit ekonomi di Sragen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya