SOLOPOS.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said (kanan) berbincang dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kiri), dan Ketua Komite Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri seusai konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Minggu (16/11/2014). Pemerintah melalui Kementerian ESDM membentuk Komite Reformasi Tata Kelola Migas, dengan menunjuk Ekonom Faisal Basri sebagai ketuanya. Tim ini dibentuk khusus untuk menyelesaikan tata kelola sekaligus memberantas mafia migas. (Rachman/JIBI/Solopos)

Reshuffle kabinet Jokowi-JK diyakini segera dilakukan. Nama Rini Sumarno, Sudirman Said, Tomas Lembong, dan Hanif Dhakiri, dinilai layak dicopot.

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak segera melakukan reshuffle jilid II untuk mencopot para menteri yang dianggap tak sejalan dengan program pemerintah. Sejumlah nama disebut-sebut sebagai orang yang harus diganti.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ada menteri-menteri yang tak mengindahkan perintah Pak Jokowi. Diminta jangan gaduh, tetap saja di luar gaduh,” kata pengamat politik Tjipta Lesmana dalam diskusi bertajuk Bersih-bersih Kabinet, Menggusur Menteri Anti Nawacita dan Trisakti di Restoran Dua Nyonya, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (29/11/2015).

Sesuai perintah Presiden, sambung Tjipta Lesmana, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung diganti dengan kereta sedang. Namun tiba-tiba Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meneken kontrak persetujuan proyek kereta cepat itu tetap berlangsung dengan melibatkan investor Tiongkok.

Ekspedisi Mudik 2024

Nama lain yang kembali disebut adalah Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Sudirman Said. Nama terakhir dianggap melakukan manuver terkait kasus dugaan pencatutan nama Jokowi-JK soal negosiasi perpanjangan kontrak PT Freeport yang melibatkan Setya Novanto.

“Presiden sudah bilang, Freeport diperpanjang dengan sejumlah syarat seperti divestasi dan pembangunan smelter,” katanya.

Selain Rini Soemarno dan Sudirman Said, Tjipta menilai Menteri Perdagangan Thomas Lembong serta Menteri Ketanagakerjaan Hanif Dakhiri masuk dalam kategori layak reshuffle. Dia berlasan, Lembong dianggap sangat neolib, sedangkan Hanif bertanggung jawab atas membeludaknya para pekerja asal Tiongkok.

Selain kinerja menteri-menteri tersebut dianggap tak sesuai dengan program pemerintah, peluang masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pendukung pemerintah semakin menguatkan adanya reshuffle kabinet jilid II. “Tinggal menunggu waktu,” katanya.

Pendapat serupa dikemukakan Direktur Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan, menurutnyapara menteri itu tidak pro terhadap program Nawa Cita dan Trisakti. “Soal buruh tidak dilibatkan dalam pembahasan upah, sekarang naik turunnya upah berdasarkan inflasi,” katanya.

Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari melihat pemerintah saat ini menghadapi hambatan serius dari eksternal berupa pelambatan ekonomi global dan internal politik. Kemudian tak sedikit para pembantu presiden menggunakan nawacita sebagai pembenar bagi kepentingan pribadi dan kelompoknya. “Utang dan impor atas nama nawa cita,” imbuhnya.

Eva mengakui pemerintah sekarang ambisius berorientasi pada negara yang berbasis produksi dan pembagunan kemaritiman. Cara untuk mewujudkan ambisi itu salah satunya dengan pembangunan infrastuktur yang massif. Di sinilah perlunya peran para menteri membantu presiden merealisasikan program-programnya.

“Yang penting loyal ke presiden bukan ke kelompoknya. Kami mesti pintar mendayung di antara banyak karang. Pak Jokowi dijaga kalau lagi limpung,” katanya. Isu perombakan Kabinet Kerja kembali muncul ke permukaan seusai Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan serta petinggi PAN lainnya seperti Soetrisno Bachir melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Seperti diketahui, Agustus lalu, Presiden Jokowi sudah merombak strutktur kabinetnya. Perombakan kabinet meliputi yakni Menko Perekonomian, Kepala Bappenas, Menko Maritim, Menteri Perdagangan, Sekretaris Kabinet, dan Menkopolhukam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya