SOLOPOS.COM - Reog Ponorogo menjadi pembahasan di Konferensi Indonesia Mask Organization (IMO) rangkaian International Mask Festival 2022 di Puro Mangkunegaran, Sabtu (18/4/2022). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO — Malaysia pernah mengklaim Reog Ponorogo karena pemerintah Indonesia dinilai abai. Sementara Malaysia melihat adanya potensi atraksi yang bisa mendunia. Rasa nasionalisme muncul belakangan setelah ada klaim dari negara lain.

Hal itu mengemuka dalam dalam Konferensi Nasional Indonesia Mask Organization (IMO) rangkaian International Mask Festival (IMF) Solo di Puro Mangkunegaran, Sabtu (18/6/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hadir sebagai narasumber, yakni Master Topeng, I Ketut Kodi; Master Topeng, Toto Sudarto; dan Founder D’Topeng Kingdom, Reno Halsemer.

“Sebetulnya saya katakan pemerintah abai. Bagaimana masyarakat bisa punya semangat kalau tidak didukung stakeholder. Yang punya duit pemerintah kok. Yang bisa mengadakan festival, yang bisa menggairahkan itu kan pemerintah,” kata dia saat ditemui Solopos seusai diskusi.

Ekspedisi Mudik 2024

Dia mengatakan pemerintah yang dimaksud adalah pemerintah daerah yang harus peduli untuk melestarikan dan mengembangkan Reog Ponorogo. Pemerintah daerah yang ingin membuat museum Reog Ponorogo ada tahapannya supaya tidak menjadi museum tanpa pengunjung.

Baca juga: Asale Sendang Bejen Karanganyar, Tempat RM Said Susun Strategi Perang

“Saya pikir pementasan reognya dulu dibikin secara internasional. Baru museumnya. bagaimana ini bisa dikenalkan dan bisa melahirkan seni yang langsung bisa dimainkan anak muda,” ujarnya,

Anak muda berkunjung ke museum sukanya yang bisa merasakan. Karena banyak museum yang tidak ada pengunjungnya ketika menampilkan sesuatu yang tak bisa dirasakan.

“Antara lain mereka bisa berfoto selfie, mereka bisa menggunakan augmented reality, mereka bisa menggunakan QR untuk mengetahui lebih jauh sejarah benda itu,” tambahnya.

Menurut dia, Malaysia mampu melihat peluang atraksi Reog Ponorogo bisa mendunia, antara lain dari sisi panggung, pencahayaan, dan sisi cerita.

Baca juga: Festival Topeng Solo, Ada yang Diklaim Berumur Ribuan Tahun

Reno mengatakan mulai melakukan sejumlah upaya supaya seni budaya Indonesia tidak diklaim bangsa lain. Salah satunya dengan menggandeng anak-anak muda menyiapkan animasi dengan karakter topeng Indonesia, menghidupkan kisah kerajaan dengan teknologi digital, dan inovasi game topeng Indonesia.

Adapun Reog Ponorogo memiliki sejumlah tokoh dengan topeng, antara lain Singa Barong, Bujang Ganong, Kuda Lumping, dan Warok. Reno berharap IMO dapat menjadi salah satu upaya melestarikan seni.

Chief Executive IMF sekaligus Solo International Performing Arts (SIPA), Irawati Kusumorasri, menjelaskan konferensi nasional tersebut merupakan kali pertama diselenggarakan pada rangkaian IMF.

“Kami ingin ikut berpartisipasi dalam pengembangan dan pelestarian dan penyebarluasan budaya topeng Indonesia ke seluruh Indonesia maupun ke kancah Internasional,” ungkapnya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya