SOLOPOS.COM - Wisatawan memadati kawasan Malioboro, Yogyakarta, Minggu (5/9/2021). Saat akhir pekan, kawasan Malioboro ramai dikunjungi wisatawan meskipun saat ini Yogyakarta masih menjalankan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/rwa.

Solopos.com, YOGYAKARTA — Pemerintah Daerah Istimewa Yogayakarta (DIY) belum merampungkan pembangunan dan penataan dua gedung yang akan digunakan untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. Padahal, PKL Malioboro akan mulai dipindah Januari.

Pemerintah DIY akan merelokasi PKL Malioboro ke lokasi baru, yakni bekas gedung Bioskop Indra dan bekas gedung Dinas Pariwisata DIY. Namun, persiapan di dua gedung tersebut belum rampung hingga pertengahan Desember.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sekarang sedang siapkan tempat di eks Bioskop Indra dan eks gedung Dinas Pariwisata DIY. Kalau [Bioskop] Indra sudah selesai dibangun, tapi sarana prasarana mesti disiapkan. Ini kami upayakan. Yang eks [gedung] Dispar masih pembangunan,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, Senin (20/12/2021).

Baca Juga : Konser Pembuka RIS 2022 Diklaim Berhasil, Gibran: Bisa Jadi Percontohan

Siwi, sapaan akrab Srie Nurkyatsiwi, menyampaikan masih ada sejumlah PKL yang keberatan dengan rencana relokasi. Beberapa PKL, menurut dia, beranggapan rencana relokasi ini terkait kebijakan pemerintah memisahkan pedagang legal dengan yang tidak.

Ia menyebut legalitas PKL menjadi salah satu pertimbangan melakukan relokasi. Tetapi, lanjut dia, relokasi mempertimbangkan kenyamanan pengunjung kawasan Malioboro. Dia menyebut kawasan Malioboro terlalu sesak.

“Sempat muncul wacana relokasi berkaitan dengan PKL legal dan ilegal. Pemda memikirkan keberlanjutan pedagang saat menempati lokasi, baik kenyamanan, penataan, dan lainnya,” jelas dia.

Baca Juga : Akhirnya! Jembatan Jonasan Solo Dibuka Kembali

Siwi meyakinkan bahwa relokasi bakal membawa dampak baik bagi kawasan Malioboro, yakni penataan, sosial, dan ekonomi. Ia juga menuturkan pemerintah bakal memikirkan solusi tepat untuk PKL yang enggan pindah.

“Bisa lihat bagaimana kondisi [Malioboro]. Selama ini kan yang sering didengar Malioboro macet, penuh, atau apalah. Apakah itu nyaman,” tutur dia.

Di sisi lain, Ketua Koperasi Paguyuban Pedagang Kaki Lima Yogyakarta (PPKLY), Wawan Suhendra, bersikukuh menyatakan keberatan dengan rencana relokasi PKL Malioboro. Wawan menyampaikan lebih memilih penataan PKL ketimbang pemindahan.

Baca Juga : Wah! Doddy Sudrajat Juga Minta Jadi Ahli Waris Vanessa Angel

“Sikap kami masih sama yakni keberatan. Tempatnya juga masih belum siap untuk ditempati. Kayak di gedung eks Dispar itu. Kalau Januari pindah ya tidak mungkin kondisinya seperti itu,” katanya.

Wawan menganggap Malioboro bisa kehilangan ciri khas jika pemerintah merelokasi PKL. Dia mengklaim PKL menjadi salah satu daya tarik kawasan wisata di jantung Kota Yogyakarta itu.

Wawan meminta Pemda DIY menggandeng pihak kampus untuk menentukan desain tepat penataan PKL. “Keunikannya Malioboro kan PKL. Jadi kalau dipindah ya daya tariknya apa? Ciri khas Malioboro dimana kalau PKL direlokasi. Kalau mau buat seperti Orchid Road di Malioboro ya di tempat lain.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya