SOLOPOS.COM - Canthik Rajamala (pariwisata.surakarta.go.id)

Solopos.com, SOLO – Canthik Rajamala menjadi inspirasi logo hari ulang tahun ke-277 Kota Solo. Canthik Rajamala adalah bagian  perahu Kyai Rajamala. Ada pelajaran tentang gotong royong dan religiositas dalam kisah pembuatan perahu Kyai Ramajala.

Canthik Rajamala adalah ujung depan dan ujung belakang perahu yang dibuat oleh Paku Buwono V saat masih berstatus putra mahkota dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya atau K.G.P.A.A. Amangkunagoro III. Perahu tersebut diberi nama baita dalem Kyai Rajamala.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kini Canthik Rajamala tersimpan di Museum Radya Pustaka dan Sanapustaka Keraton Solo. Bagian perahu Kyai Rajamala lainnya yang masih tersimpan dengan baik adalah dayung yang tersimpan di Sanapustaka Keraton Solo.

Dosen di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jawa Tengah, R. Adi Deswijaya, mengatakan kini tak diketahui di mana perahu Kyai Rajamala secara keseluruhan. Kisah lengkap bisa dibaca di Pelajaran tentang Gotong Royong dan Religiositas dari Kyai Rajamala.

Dua orang warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa tengah yang berpesan agar tak disebut identitasnya dalam konferensi pers daring pada Kamis (10/2/2022) siang mengatakan hingga Kamis siang suasana Desa Wadas masih mencekam.

Anak-anak, kaum perempuan, dan kaum lanjut usia masih merasa ketakutan. Mereka trauma dengan tindak kekerasan yang dilakukan polisi pada Rabu (9/2/2022) yang kemudian berujung penangkapan lebih dari 60 warga.

Warga yang ditangkap memang telah dibebaskan, namun mayoritas di antara mereka masih menyimpan trauma atas tindakan polisi terhadap mereka. Dua orang warga tersebut ketika menyampaikan penjelasan secara daring, tanpa menampilkan video diri, mengatakan hingga Kamis siang polisi masih mengejar warga yang menyingkir ke arah hutan. Data lengkap bisa dibaca di Represi di Desa Wadas Memunculkan Trauma Mendalam dan Ketakutan.

Ada sejarawan dan pencinta sejarah di Kota Solo meragukan ketetapan tanggal Boyong Kedhaton sebagai hari ulang tahun Kota Solo. Sejarawan berpendapat hari jadi Kota Solo yang diperingati pada 17 Februari setiap tahun itu tidaklah tepat.

Konvensi tanggal yang dipakai untuk peringatan hari jadi Kota Solo,  tanggal 17 Februari, berdasarkan surat almanak pakem yang dipakai Keraton Kasunanan Surakarta dari dulu sampai sekarang, itu sebenarnya kurang tepat.

Perlu penelitian sejarah lebih lanjut untuk menemukan bukti dan argumentasi konkret tentang hari yang pas dijadikan patokan sebagai hari jadi Kota Solo. Di tengah perbedaan pendapat tentang hari jadi Kota Solo, rencana peringatan ulang tahun ke-277 Kota Solo pada 17 Februari 2022 dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kisah lengkap bisa dibaca di Muncul 3 Versi Hari Jadi Kota Solo, Sejarawan Dorong Penelitian Sejarah.

Terbit kali pertama di Kota Solo pada 1855, Bromartani menjadi surat kabar pertama berbahasa Jawa yang terbit pada masa Hindia Belanda. Walau ditulis menggunakan aksara Jawa dengan bahasa krama inggil, Bromartani dikelola oleh orang Belanda.

Sejarawan di Universitas Sebelas Maret Solo, Susanto, mengatakan koran Bromartani merupakan produk jurnalistik pribumi pertama yang lahir di Kota Solo. Kelahiran Bromartani bersamaan dengan masa koran berbahasa Belanda bernama De Vorstenlanden.

Surat kabar Bromartani merupakan surat kabar berbahasa Jawa paling tua. Kota Solo menjadi Kota Pers karena penerbitan Bromartani. Bersamaan dengan itu juga terbit koran berbahasa Belanda De Vorstenlanden. Sejaran pers ini bisa dibaca di Sentuhan Tokoh Belanda di Balik Surat Kabar Pertama Berbahasa Jawa.

Mayoritas bahasa daerah yang masih hidup hingga saat ini terancam punah hanya dalam dua generasi lagi. Satu agenda penting yang luput dari pemberitaan adalah penetapan 2022-2032 sebagai Dekade Internasional Bahasa Daerah (DIBD).

Agenda ini diinisiasi dan dicanangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB menetapkan 2022-2032 sebagai International Decade of Indigenous Languages atau Dekade Internasional Bahasa Daerah. Pencanangan ini melalui Resolusi Majelis Umum PBB Nomor A/RES/74/135.

Anggota tim perencanaan di Badan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Sartono, alumnus S1 Sastra Inggris Universitas Gadjah Mada dan S2 Ilmu Linguistik Universitas Indonesia, menjelaskan resolusi ini merupakan salah satu respons dunia terhadap isu bahasa daerah. Informasi lengkap bisa dibaca di Mayoritas Bahasa Daerah Bisa Punah dalam Dua Generasi Lagi.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya