SOLOPOS.COM - Mahasiswa UNS Solo membawa poster dan spanduk saat mengikuti Aksi Geruduk Rektorat terkait kasus Diklat Menwa di halaman gedung Rektorat UNS, Solo, Senin (1/11/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Rektor Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Jamal Wiwoho, mengapresiasi aksi solidaritas mahasiswa dalam mengawal kasus kematian Gilang Endi Saputra saat mengikuti Diklat Korps Mahasiswa Siaga (KMS) Batalion 905 Jagal Abilawa atau Menwa.

Rektor melihat sikap tersebut sebagai komitmen nyata memerangi tindak kekerasan di lingkungan kampus. Hal tersebut disampaikan Jamal dalam Deklarasi UNS Antikekerasan di Aula Fakultas Kedokteran UNS, Selasa (2/11/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pada kesempatan itu, Rektor hadir secara virtual bersama sejumlah civitas academica yang lain. Jamal angkat topi dengan mahasiswa yang konsisten memerangi kekerasan sebagai respons atas kasus diklat Menwa. “Saya patut bangga dan senang karena civitas academica UNS berkomitmen memerangi kekerasan fisik maupun verbal,” ujar Rektor.

Baca Juga: Pemkot Solo Batalkan Larangan Anak Balita Masuk Mal dan Tempat Publik

Dua pekan sejak kasus kematian Gilang dalam diklat Menwa UNS Solo setidaknya ada dua aksi besar yang digalang mahasiswa. Pertama, aksi penyalaan 100 lilin dan doa bersama di Boulevard UNS, 26 Oktober 2021.

Terakhir, ratusan mahasiswa mendatangi Gedung Rektorat UNS untuk menanyakan sejauh mana kelanjutan pengusutan kasus diklat maut sekaligus menagih sikap tegas kampus. Rektor kembali menegaskan insiden yang merenggut nyawa Gilang sama sekali tidak dapat dibenarkan.

“Kekerasan, apalagi yang merenggut nyawa bukanlah kejadian biasa, tapi luar biasa. Adanya deklarasi antikekerasan saya dukung 100% agar kampus kembali ke marwahnya yakni tradisi akademik,” tutur Rektor.

Baca Juga: UNS Solo Belum Berhasil Temui Saksi Korban Kekerasan Diklat Menwa 2013

Menjaga Kondusivitas UNS

Jamal mengatakan kampus mestinya sarat dengan nilai-nilai ilmiah, kejujuran, dan kemanusiaan. Menurut Rektor, civitas academica UNS perlu mengedepankan cara berpikir yang rasional dalam bertindak alih-alih mengamini kekerasan.

Jamal mendorong semua pihak menjaga kondusivitas UNS di masa depan dengan merawat sikap ramah dan toleran. “Menyelamatkan satu nyawa sama dengan menyelamatkan semua nyawa civitas academica. Tidak ada ruang untuk kekerasan.”

Sementara itu, ketidakhadiran Rektor secara langsung untuk kesekian kalinya terkait kasus Menwa semakin memantik pertanyaan sejumlah pihak. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Ahmad Yunus, mengatakan Rektor tengah dalam kondisi kurang fit belakangan. “Tidak sakit, hanya kecapaian saja sehingga butuh istirahat. Mudah-mudahan segera membaik,” ujarnya.

Baca Juga: Buntut Kasus Menwa, UNS Solo Larang Ormawa Berkegiatan di Luar Kampus

Informasi yang dihimpun Espos, Rektor sempat menjamu perwakilan unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang mengikuti Deklarasi Antikekerasan usai acara. Rektor Jamal mengajak para mahasiswa tersebut makan siang di rumahnya.

Hadir pula Ahmad Yunus serta Direktur Reputasi Akademik dan Kemahasiswan UNS, Sutanto. Sumber Solopos.com mengatakan kondisi Rektor saat itu tampak kurang sehat.

“Wajahnya pucat,” ujarnya. Namun seorang anggota UKM yang menolak disebut namanya mengatakan Rektor dalam kondisi baik. “Sehat. Tadi hanya diajak makan siang,” ujarnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya