SOLOPOS.COM - Massa aksi demo tolak Omnibus Law melakukan longmarch ke Bundaran Tugu Kartasura, Sukoharjo, Kamis (8/10/2020). (Solopos/Burhan Aris N)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta atau UMS, Sofyan Anif, menjamin biaya pengobatan 40 mahasiswa yang terluka saat demo menolak UU Cipta Kerja di Tugu Kartasura pada Kamis (8/10/2020).

Luka pada puluhan mahasiswa itu tidak berat, sebagian besar pusing dan sesak napas karena terkena gas air mata. Lantaran itu, puluhan mahasiswa tersebut hanya mendapat perawatan, tanpa perlu rawat inap.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Puluhan mahasiswa itu tengah dirawat di RS PKU Muhammadiyah. Rektor UMS datang langsung melihat 40 mahasiswa dari berbagai universitas itu. Saat itulah, dia mengaku siap menanggung seluruh biaya pengobatan 40 Mahasiswa dari berbagai universitas di Soloraya tersebut.

Warga Bersih-Bersih Sampah Pascademo Omnibus Law di Bundaran Tugu Kartasura

Ekspedisi Mudik 2024

"Seusai salat Isya saya datang ke RS PKU Muhammadiyah Kartasura, saya dihubungi kepala rumah sakit. Setelah saya datang, ternyata bukan hanya mahasiswa UMS saja, tetapi ada dari UNS [Universitas Sebelas Maret] dan Unisri [Universitas Slamet Riyadi]," papar Sofyan saat dihubungi Solopos.com pada Jumat (9/10/2020).

Dia mengaku datang untuk memberikan dukungan moral kepada mahasiswa yang melaksanakan hak demokrasi mereka. Rekto UMS itu merasa para mahasiswa tidak berbuat anarkistis dalam aksi itu sehingga perlu memperoleh dukungan.

Bukan persoalan setuju atau tidak setuju tujuan demo, namun ketika lewat aksi ini mahasiswa memperoleh pengalaman berharga dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat dan membela buruh dalam perspektif mahasiswa. Ia mempersilakan dengan catatan aksi harus tertib. "Nanti kami biayai semua. Ada 40-an mahasiswa dari berbagai universitas, kami yang menyelesaikan," imbuh Sofyan.

Truknya Dibakar Pengujuk Rasa, Satpol PP Sukoharjo Rugi Rp350 Juta

Menjadi Pelajaran

Ia menambahkan berdasarkan laporan dari rumah sakit dan dokter jaga, ada 40-an mahasiswa yang dirawat. Rektor UMS tersebut mengapresiasi Kokam Muhammadiyah yang bergerak cepat memberikan bantuan dengan mencari mahasiswa yang berada di perkampungan.

Ia berharap aksi kemarin dapat menjadi pelajaran agar berani menyampaikan pendapat tanpa anarkistis dan merusak.

Sofyan menambahkan dirinya sempat menunggui mahasiswa hingga seluruhnya kembali sekitar pukul 23.00 WIB. Mayoritas mahasiswa mengalami sesak nafas akibat gas air mata. "Kebanyakan pusing dan dada sesak, kalau luka-luka juga ada. Kalau yang terakhir mahasiswa dirawat sampai pukul 23.00 WIB [pulang setelah dirawat]," papar dia.

Sanksi Sosial Sadarkan Pengguna Jalan Patuhi Protokol Kesehatan

Sejalan dengan penjelasan Rektor UMS, staf Umum PKU Muhammadiyah Kartasura, Herlan, mengonfirmasi mahasiswa yang terluka sempat dibawa ke RS PKU Muhammadiyah untuk memperoleh perawatan. Menurutnya, dokter yang menangani mahasiswa yakni dr. Damar atau dokter yang berjaga.

Ia tidak mengetahui jumlah pasti mahasiswa yang dirawat. Hal itu dikarenakan situasi saat itu semrawut. "Tidak ada yang rawat inap, sudah selesai. Hanya para pemuda yang sesak nafas saja kena gas air mata tidak luka-luka parah," papar Herlan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya