SOLOPOS.COM - Ormas Panji-Panji Hati atau Tikus Pithi Hanata Baris menggelar rapat pertemuan di Ommaya Hotel dan Resto, Sukoharjo, Senin (3/8/2020). (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Nama Tuntas Subagyo dan ormas Tikus Pithi Hanata Baris kembali mencuat menjelang Pilkada Solo 2020. Organisasi masyarakat yang diklaim berdiri sejak 2014 itu mengajukan pasangan calon independen untuk meramaikan pilkada Solo 2020.

Adapun pasangan calon yang diusung dalam pilkada kali ini adalah Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo). Keberanian tersebut membuat Tuntas Subagyo dan Panji-Panji Hati alias Tikus Pithi diserang habis-habisan di Internet.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bahkan belakangan kembali muncul tudingan organisasi masyarakat (ormas) itu merupakan kerajaan uka-uka seperti Sunda Empire. Namun hal itu dibantah tegas oleh Tuntas Subagyo selaku Ketua Panji-Panji Hati.

Wah... Mbah Minto Klaten Kini Jadi Jutawan, Tak Perlu Kerja Serabutan

Ekspedisi Mudik 2024

“Kami jauh dari itu. Bahkan kami menentang yang namanya uka-uka atau hal yang bersifat seperti itu,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (3/8/2020).

Tuntas mengatakan tudingan miring tentang organisasi yang dipimpinnya merupakan makanan sehari-hari. Bahkan Tuntas pernah dituding sebagai Ketua Yayasan Amalillah. Padahal dia atau Tikus Pithi Hanata Baris tidak ada sangkut pautnya dengan yayasan itu.

“Dulu malah ada ungkapan saya pimpinan Amalillah. Ndak tahu juga itu organisasi apa. Kemudian Sunda Empire juga dikait-kaitkan. Pernah juga dikaitkan dengan kerajaan Nusantara di mana begitu. Padahal semua tuduhan itu tidak benar sama sekali,” kata dia.

Syereemm! Ada Sosok Gaib Raksasa Hitam Berambut Panjang di Lorong Kampus FKIP UNS Solo

Organisasi Resmi

Tuntas menyatakan Panji-Panji Hati atau Tikus Pithi Hanata Baris merupakan ormas resmi yang mempunyai kantor dan kegiatan riil. Organisasi itu merupakan perkumpulan masyarakat umum yang bergerak di berbagai sektor kehidupan.

Tuntas selalu menekankan kepada anggotanya agar tidak terlibat berbagai kelompok yang tidak jelas visi-misinya.

“Kalau ada yang terlibat langsung saya keluarkan. Kegiatan kami riil. Yang kami lakukan jauh dari yang namanya uka-uka atau Sunda Empire,” urai dia.

Kumpulan Berita Tikus Pithi

Tuntas Subagyo menyebut Tikus Pithi merupakan gerakan masyarakat menengah ke bawah yang menginginkan perubahan. Adapun misinya calon independen bukanlah mission imposible.

Penggalangan dukungan dengan penghimpunan KTP dilakukan sudah sejak sembilan bulan lalu. Dilakukan dari pintu ke pintu dengan mengusung prinsip sekasur, serumah dan sesumur.

Sekasur artinya isteri atau suami, serumah artinya kakak, adik, ayah, ibu, paman, dan kerabat keluarga lainnya. Sedangkan sesumur artinya tetangga, maupun masyarakat sekitar.

Klarifikasi Hana Hanifah Disebut Telanjang Saat Digerebek dan Sering Ditawar Pria di IG

Pilpres 2019

Dihimpun dari berbagai sumber, ormas ini sempat meminta KPU membuka peluang bagi calon presiden dari jalur independen pada 2019 lalu. Kala itu kabarnya Ketua Umum Tikus Pithi, Tuntas Subagyo, yang diusung sebagai capres independen. Namun, aspirasi Tikus Pithi agaknya mustahil terwujud lantaran terbentur aturan undang-undang.

Meski demikian Tikus Pithi tidak putus asa. Mereka kembali beraksi meramaikan pilkada serentak pada 2020.

Kahiyang Ayu Melahirkan Anak Kedua, Bayinya Laki-Laki

Pilkada di Jateng

Informasi yang dihimpun Solopos.com, setidaknya ada tiga pasangan calon (paslon) yang diusung gerakan Tikus Pithi yang dikomandoi Yayasan Surya Nuswantara. Ketiga paslon itu yakni Suroto-Suparman (Roman) di Pilkada Sragen, Didik Mardiyanto-Listyowati di Pilkada Boyolali, dan Bagyo Wahyono-FX Supardjo (Bajo) di Pilkada Solo.

Dari ketiga calon itu, hanya di Solo, pasangan Bajo yang berhasil memenuhi syarat minimal dukungan yang ditetapkan KPU. Sedangkan, dua paslon lain bertumbangan.

Kumpulan Berita Pilkada Solo 2020

Di Sragen, meski bisa menghimpun 60.000 dukungan, pasangan Roman tidak bisa mengikuti tahapan berikutnya. Sebab, kubu Roman tidak menyerahkan cetakan formulir B1.1 KWK dan B2 KWK dari sistem informasi calon (Silon) KPU.

Selain itu, di Boyolali, pasangan Didik-Listyowati hanya bisa mengunggah 52.336 dukungan. Padahal, syarat minimal dukungan untuk maju melalui jalur independen berjumlah 60.636.



Gerakan Tikus Pithi Hanoto Baris yang digawangi Yayasan Surya Nuswantara ini awalnya menargetkan keikusertaan dalam tujuh Pilkada di Jawa Tengah. Yakni Solo, Boyolali, Sragen, Demak, Blora, Kendal, dan Rembang.

Ketua Yayasan Surya Nuswantara, Tuntas Subagyo, menyebut terjunnya yayasan ke dalam politik merupakan satu cara melakukan perubahan di Indonesia. Tujuannya agar Indonesia tidak hanya dikuasai partai politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya