SOLOPOS.COM - Jembatan Mojo yang menghubungi Solo dengan Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. (Solopos/Dok)

Solopos.com, SOLO — Proyek rehab Jembatan Mojo di Pasar Kliwon, Solo, tak bisa lagi ditunda. Hasil kajian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengharuskan lantai jembatan itu segera diganti.

Pegawai Staf Teknis Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Solo, Andreawan Setyo Nugroho, menjelaskan Kementerian PUPR melakukan kajian teknis Jembatan Mojo sekitar 2016 atau 2017 lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Sudah ada kajian Kementerian PUPR yang mengharuskan penggantian lantai. Namun baru bisa kami lakukan tahun ini,” katanya saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (7/6/2022).

Dia menjelaskan salah satu alasan rehab Jembatan Mojo, Solo, baru dilakukan tahun ini karena sistem lantai panel segmental ortotropik baja dinilai cukup mahal. Sistem itu belum lazim dipakai untuk jembatan di Indonesia namun sudah banyak digunakan di luar negeri.

“Keunggulannya itu [panel ortotropik], kami enggak perlu menutup jembatan penuh [selama proses pembangunan]. Bisa dikerjakan separuh-separuh. Sebagian bisa untuk lalu lintas kendaraan,” ungkapnya.

Baca Juga: Dimulai Akhir Mei 2022, Perbaikan Jembatan Mojo Solo Tak Ditutup Total

Andreawan mengatakan jembatan bisa dilalui mobil selama pengerjaan namun DPUPR hanya menyarankan kendaraan roda dua yang bisa melintasi jembatan selama pelaksanaan pembangunan. “Kami memikirkan keamanan dengan kondisi antara sungai dan jembatan yang cukup tinggi,” ungkapnya.

Andreawan mengatakan pagu anggaran rehab Jembatan Mojo Solo mencapai Rp30 miliar. Sumber pendanaan dari Bantuan Keuangan Provinsi Jateng 2022 ditambah APBD Solo 2022.

Menurutnya, Jembatan Mojo sudah berusia 20-30 tahun. Selama ini belum pernah ada penggantian lantai jembatan tersebut. “Perbaikan pernah dilakukan pada 2017,” ungkapnya.

Baca Juga: Jembatan Mojo Solo Pernah Ditutup 2017, Begini Dampak Lalu Lintasnya

Pemenang Tender

Berdasarkan penelusuran Solopos.com melalui laman lpse.surakarta.go.id, terdapat 77 peserta tender rehab Jembatan Mojo dan lima di antaranya memberikan harga penawaran. Pagu anggaran penggantian jembatan Rp30 miliar

PT Salim Perkasa Construction beralamat Jl Intisari Kompleks Intisari Park No. A/1 – Medan (Kota) Sumatra Utara menjadi pemenang tender. Harga penawaran Rp28.103.460.098,63.

Andreawan menjelaskan per Senin (6/6/2022) merupakan masa sanggah dan rencananya pekan depan mulai tahap tanda tangan kontrak. “Nanti pekerjaaan setelah berkontrak jembatan tak langsung ditutup namun masih ada proses pabrikasi lantai panel segmental ortotropik baja selama sekitar dua bulan,” ungkapnya.

Baca Juga: Pertama Di Solo, Rehab Jembatan Mojo Pakai Sistem Panel Ortotropik Baja

Setelah itu, kata Andreawan, akan dilakukan pemasangan konstruksi di lapangan. Target pembangunan selesai Desember 2022. Seperti diberitakan, rehab Jembatan Mojo yang waktunya hampir bersamaan dengan tiga proyek besar infrastruktur jalan dan jembatan lain berpotensi mengakibatkan kemacetan lalu lintas parah di Solo.

Tiga proyek lainnya yakni rehab Jembatan Jurug, rel layang di Simpang Joglo, dan viaduk Gilingan di Jl Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari, Solo. Mengingat besarnya potensi kemacetan tersebut, Komisi III DPRD Solo bersama DPUPR Solo bakal berkonsultasi dengan Kementerian PUPR dengan harapan proyek Jembatan Jurug ditunda terlebih dahulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya