SOLOPOS.COM - Polisi anggota Polsek Sidorejo menunjukkan dua gir yang sudah dimodifikasi dari tangan para pelajar di Mapolsek Sidorejo, Salatiga, Selasa (22/3/2016). (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Razia pelajar oleh polisi Salatiga menyasar puluhan pelajar dari Salatiga, Magelang, Kabupaten Semarang, dan Sleman yang sedang berkerumun di Salatiga.

Semarangpos.com, SALATIGA – Puluhan pelajar SMK dan SMA dari Salatiga, Magelang, Kabupaten Semarang, dan Sleman ditangkapi jajaran Polsek Sidorejo Polres Salatiga, Selasa (22/3/2016) sore. Polisi mencurigai para pelajar itu menggelar pesta miras dan berniat tawuran.

Razia dadakan yang dilanjutkan dengan penangkapan terhadap puluhan pelajar dari berbagai daerah itu dilakukan polisi Salatiga setelah mendapat laporan dari warga. Warga mengaku resah dengan keberadaan puluhan pelajar yang berkumpul di lokasi pembangunan Kampus II Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, di Jl. Gunung Payung, Tegal Ombo, Blotongan, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah (Jateng).

Setelah mendapatkan laporan warga itu, polisi segera mendatangi lokasi untuk melakukan razia pelajar. Nyatanya, begitu polisi dating, sebagian pelajar kabur. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap para 52 pelajar yang tertinggal kawan-kawannya, polisi menemukan sejumlah botol minuman keras dan tiga buah gir yang telah dimodifikasi dengan tali yang diduga akan digunakan tawuran.

“Saat kami datangi, sejumlah pelajar ada yang melarikan diri dan meninggalkan motornya di lokasi. Sementara, 52 pelajar lainnya bisa kami amankan dan bawa ke Mapolsek,” papar Kapolsek Sidorejo, AKP Jumaeri, saat disambangi wartawan di Mapolsek Sidorejo, Selasa sore WIB.

Setelah dilakukan pendataan, terungkap bahwa para pelajar itu berasal dari berbagai sekolah di wilayah Salatiga, Magelang, Kabupaten Semarang, bahkan Sleman. Mereka berasal dari SMK Muhammadiyah Salatiga, MAN Salatiga, SMAN Tengaran, SMK PGRI 2 Salatiga, SMK Muhammadiyah Muntilan, SMK Muhammadiyah Mertoyudan, dan SMAN 1 Ngaglik, Sleman.

Setelah didata para pelajar ini pun diberi pembinaan dan diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan. Mereka kemudian diizinkan pulang ke daerah masing-masing. “Kami juga akan menghubungi pihak sekolah, karena apa yang dilakukan para pelajar ini cukup mengkhawatirkan. Sudah petang, tapi masih berada di jalan dan berkumpul. Kami khawatir akan terjadi tawuran jadi sebelum itu terjadi kami lakukan tindakan pengamanan,” imbuh Jumaeri.

Sementara itu, salah seorang pelajar, Muh. Irsyam asal SMAN 1 Ngaglik, Sleman mengaku kedatangan mereka ke Salatiga tak lain untuk mencari lokasi berfoto yang akan digunakan untuk buku tahunan sekolah. “Kami tidak ikut kumpul sama pelajar yang lain. Katanya, mereka sedang ada acara ulang tahun. Tapi, kami ke sini untuk mencari lokasi buat sesi foto buku tahunan. Kebetulan saat digerebeg polisi, kami campur,” aku Irsyam kepada Semarangpos.com.

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Rekomendasi
Berita Lainnya