SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Dok)

Razia Karanganyar, sebanyak 16 orang ditangkap Satpol PP dalam operasi pekat, Selasa (11/10/2016)

Solopos.com, KARANGANYAR — Anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Karanganyar menangkap 16 orang perempuan dan lelaki saat menggelar operasi penyakit masyarakat (pekat) di Karangpandan, Matesih, Jumantono, dan Jatiyoso, Selasa (11/10/2016).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Satpol PP juga mengamankan puluhan botol minuman keras jenis ciu, bir, anggur, dan lain-lain. Sebanyak 16 orang itu terdiri atas 13 perempuan dan tiga lelaki.

Sebanyak 10 orang ditangkap di Pasar Hewan Karangpandan, empat orang di lokasi yang dikenal dengan nama bawah tanah di Jatiyoso, sisanya di Jumantono. Anggota Satpol PP tidak berhasil menangkap satu orang pun di Matesih.

Puluhan botol minuman keras didapatkan saat merazia sejumlah warung di Pasar Hewan Karangpandan. Pemilik warung berusaha menyembunyikannya ke dalam tempat sampah.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, anggota Satpol PP sempat kewalahan saat merazia lokasi bawah tanah di Jatiyoso. Sejumlah orang yang tertangkap tangan menyewa kamar di salah satu rumah di lokasi itu berusaha melarikan diri.

Mereka melompat dari tembok rumah setinggi lebih dari tiga meter, naik ke atap, dan lain-lain. “Anggota Satpol PP berhasil menangkap. Kami dibagi menjadi tiga kelompok. Total 30 orang. Di Jumantono itu masih ada. Siapa bilang enggak ada,” kata Kepala Seksi (Kasi) Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Satpol PP Karanganyar, Joko Purwanto, saat ditemui wartawan di ruang kerja Kepala Satpol PP Karanganyar, Selasa.

Sebanyak 16 orang itu dibawa ke Kantor Satpol PP untuk didata. Hasilnya, sejumlah orang sudah beberapa kali tertangkap tetapi belum kapok.

Rata-rata mereka dari Sragen dan sudah menikah. Joko menyampaikan sejumlah perempuan yang tertangkap mengaku tidak menjajakan diri.

“Modusnya berjualan barang-barang, seperti dompet, ikat pinggang, dan lain-lain. Itu modus lama. Mereka mendapatkan pembinaan dan wajib lapor,” tutur dia.

Salah satu perempuan berambut sebahu mengaku bernama Indrawati, 35. Dia tinggal di Sidoharjo, Sragen, dan mengaku istri salah satu bayan di Kecamatan Sidoharjo.

Dia menuturkan sudah berjualan keliling ke sejumlah pasar di Soloraya sejak enam bulan lalu. “Kalau Wage ke Pasar Karangpandan. Nanti ke Pasar Prambanan juga. Tergantung pasaran Jawa. Saya itu sedang menawarkan ikat pinggang, dompet ke bakul ternak itu. Hla kok tiba-tiba dibawa ke kantor. Suami saya bayan. Dia tahu kalau saya berjualan keliling,” tutur dia kepada Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya