SOLOPOS.COM - Warga yang tergabung dalam budi daya ikan di karamba membersihkan eceng gondok di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Jumat (9/3/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Pembersihan eceng gondok di Rawa Jombor Klaten ditarget rampung sebelum Lebaran 2018.

Solopos.com, KLATEN – Pembersihan eceng gondok di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, sudah dilakukan tiga pekan terakhir. Permukaan air rawa diperkirakan bersih dari eceng gondok sebelum Lebaran atau pada Juni 2018 mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Camat Bayat, Edy Purnomo, mengatakan baru seperempat eceng gondok yang dibersihkan dari Rawa Jombor. Sementara, eceng gondok diperkirakan memenuhi 25 ha dari total luas rawa hampir 180 ha.

Selama ini dana gotong royong berasal dari dana sukarela termasuk bantuan warga dan pemilik warung apung. “Dari bupati berkenan memberikan Rp20 juta untuk operasional gotong royong,” kata Edy saat ditemui di sekitar Rawa Jombor, Jumat (8/3/2018).

Pembersihan eceng gondok selama ini dilakukan warga dibantu sukarelawan, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), TNI, serta polri. Pembersihan dibantu satu ekskavator dari BBWSBS. Pada Jumat, pembersihan eceng gondok melibatkan ratusan aparatur sipil negara (ASN). “Kalau targetnya itu sebelum Lebaran sudah bersih,” katanya.

Edy menjelaskan eceng gondok yang dibersihkan segera dikelola menjadi pupuk organik, media budi daya cacing, serta makanan ternak. Pengelolaan itu dibantu Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Saat ini masih disusun draft kerja sama pengelolaan enceng gondok dengan kedua perguruan tinggi itu.

Terkait rencana penataan, Edy menjelaskan pendekatan ke warga yang memanfaatkan rawa terus dilakukan. Pendekatan itu termasuk ke pengusaha warung apung serta pemancingan yang jumlahnya puluhan.

Untuk sementara, usaha warung apung berupa kuliner dipindahkan ke daratan. Lokasi yang disiapkan berada di sisi timur rawa dengan lahan milik desa sekitar 3-4 ha. (baca: Duh, Eceng Gondok Masih Memenuhi 7 Ha Rawa Jombor Klaten)

Disinggung usaha budi daya ikan menggunakan karamba yang dilakukan warga, Edy mengatakan tetap bisa menjalankan usaha namun ada pembatasan. Hal itu berdasarkan hasil konsultasi dengan BBWSBS.

“Kami mencoba konsultasi dengan BBWSBS dan diizinkan karamba tetap bisa beraktivitas di rawa. Namun, wilayahnya dibatasi hanya sekitar 5 persen dari total luasan,” ungkapnya.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, menuturkan pengerahan ASN untuk gotong royong membersihkan enceng gondok lantaran masih banyaknya tanaman tersebut yang memenuhi permukaan rawa. Jumlah total ASN dari OPD hingga camat yang gotong royong Jumat pagi diperkirakan mencapai 850 orang.

Mulyani menjelaskan rencana penataan rawa dilakukan secara bertahap diawali dengan pembersihan eceng gondok. Kawasan rawa ditargetkan bisa menjadi destinasi wisata setelah dilakukan penataan.

“Mudah-mudahan dengan pembersihan ini eceng gondok cepat dibersihkan dan harapan pemkab menjadikan Rawa Jombor sebagai jujukan wisata dari berbagai daerah benar-benar terwujud,” katanya.

Salah satu warga yang memanfaatkan rawa untuk budi daya ikan, Darminto, menjelaskan pengusaha budi daya ikan dibagi dalam delapan kelompok untuk bergotong royong membersihkan eceng gondok. “Satu kelompok itu satu hari. Pembersihan ini membantu untuk perkembangan ikan. Rata-rata ikan yang dibudidayakan jenis nila,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya