SOLOPOS.COM - Warga Irak membongkar makam kerabatnya yang meninggal akibat Corona, untuk memakamkannya kembali di lokasi lain (Detik.com/AFP)

Solopos.com, BAGHDAD -- Ratusan warga Irak membongkar kembali makam kerabatnya yang meninggal dunia akibat virus corona (Covid-19). Aksi mereka setelah pemerintah mengizinkan merelokasi korban tersebut ke pemakaman pilihan keluarga.

Seorang warga Irak bernama Mohammad al-Bahadli, menggali kembali makam ayahnya. Bahkan demi almarhum ayahnya, ia menggali dengan tangan kosong di tengah gurun panas.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Sekarang dia [ayah] akhirnya bisa bersama orang-orang kami, keluarga kami, di pemakaman lama," ucap Al-Bahadli, 49, seperti dilansir AFP, Senin (14/9/2020).

Pembongkaran makam ini dilakukan sejumlah warga setelah otoritas Irak mencabut pembatasan terkait pemakaman korban corona. Warga Irak yang membongkar makam keluarganya, bermaksud untuk memakamkannya kembali di tempat seharusnya, yakni di pemakaman keluarga.

Ekspedisi Mudik 2024

Ingin Buktikan Teori Bumi Datar, Pasangan Ini Malah Tersesat

Selama berbulan-bulan, keluarga dari korban corona dilarang membawa kembali jenazah keluarga mereka untuk dimakamkan di pemakaman keluarga. Karena khawatir jenazahnya masih bisa menyebarkan virus corona.

Sebaliknya, otoritas berwenang mendirikan "pemakaman virus corona" di sebidang tanah gurun di luar kota Najaf. Di mana para relawan dengan perlengkapan pelindung memakamkan orang-orang yang meninggal akibat virus corona dengan protokol ketat.

Setiap makam diberi jarak lima meter dan hanya satu kerabat yang diizinkan hadir saat pemakaman digelar secara cepat. Itupun biasanya dilakukan saat tengah malam.

Para korban corona dari berbagai aliran keagamaan, baik Sunni maupun Syiah, serta penganut Nasrani semuanya dimakamkan di pemakaman tersebut.

Update Covid-19 Indonesia: Pasien Positif Tambah 3.141, Total Kasus Jadi 221.523

Pernyataan WHO

Namun pada 7 September 2020, otoritas Irak mengumumkan bahwa mereka mengizinkan para korban yang meninggal usai terinfeksi virus corona untuk direlokasi ke pemakaman pilihan keluarga masing-masing. Kebanyakan korban virus corona yang dikuburkan secara darurat berasal dari wilayah lainnya yang berjarak jauh.

"Pertama kalinya, dia dikuburkan sangat jauh," tutur Al-Bahadli merujuk pada mendiang ayahnya yang berusia 80 tahun. "Saya tidak yakin pemakaman itu dilakukan dengan cara keagamaan yang benar," imbuhnya dilansir dari Detik.com.

Irak menjadi salah satu negara yang terdampak virus corona paling parah di kawasan Timur Tengah. Sejauh ini, lebih dari 280 ribu kasus Covid-19 terkonfirmasi di Irak, dengan nyaris 8.000 kematian.

Ingat, 3 Penularan Corona Ini Hanya Mitos! 

Pada 4 September 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa "kemungkinan penularan saat menangani jenazah manusia adalah rendah".

Beberapa hari kemudian, otoritas Irak setelah mendapat tekanan dari keluarga korban. Kemudian mengumumkan mengizinkan jenazah korban dipindahkan namun hanya oleh 'tim kesehatan khusus'.

Namun pada praktiknya, ratusan keluarga korban mendatangi "pemakaman virus Corona". Mereka mulai melakukan pembongkaran makam sendiri agar bisa langsung membawa pulang jenazah keluarga mereka.

Kebanyakan membawa sekop sendiri atau ember untuk menggali dan peti mati kayu untuk membawa jenazah. Koresponden AFP melaporkan bahwa sama sekali tidak ada profesional medis atau pemandu pemakaman yang membantu keluarga korban membongkar makam-makam tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya