SOLOPOS.COM - Sejumlah anggota Pasoepati membersihkan etalase penyimpanan piala-piala bersejarah Persis Solo di Balai Persis Solo, beberapa waktu lalu. Muncul usulan trofi-trofi tersebut dipindah ke Stadion Manahan Solo untuk edukasi sejarah yang lebih luas. (Solopos/Chrisna Chanis Cara)

Solopos.com, SOLO — Sejumlah pihak mengusulkan trofi dan memorabilia bersejarah Persis Solo yang tersimpan di Balai Persis agar dipindah ke markas tim di Stadion Manahan, Solo. Hal itu dinilai penting agar kisah perjalanan dan kejayaan Persis dapat diketahui publik lebih luas.

Penempatan piala-piala bersejarah di stadion juga bakal memperkuat Stadion Manahan sebagai destinasi wisata olahraga di Kota Bengawan. Meski demikian, upaya tersebut perlu diiringi penelusuran asal-usul masing-masing trofi agar publik semakin tercerahkan ihwal Laskar Sambernyawa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Berikut Ini 5 Fakta Kanker Tiroid yang Diidap Thalita Latief

Usulan tersebut mengemuka dalam bedah buku Bangkitlah Sang Legenda: Kiprah Laskar Sambernyawa di Dunia Sepak Bola di Rumah Banjarsari, Selasa (30/3/2021) malam. Seorang pendukung Persis, Tri Utomo, menilai potensi sejarah Persis Solo berupa trofi maupun memorabilia lain belum tergali maksimal ketika hanya tersimpan di Balai Persis.

Ekspedisi Mudik 2024

“Padahal piala-piala ini banyak menyimpan nilai sejarah klub,” ujar Tri Utomo.

Saat kegiatan bersama Campus Bois beberapa waktu lalu, Tri menghitung Balai Persis memiliki 118 piala dan sejumlah benda bersejarah lain yang berkaitan dengan Laskar Sambernyawa sejak era kelahirannya tahun 1923. Tri menilai piala tersebut bakal lebih pas apabila dipajang di lobi atau lorong Stadion Manahan.

Menurut dia, edukasi soal sejarah Persis akan lebih maksimal apabila trofi-trofi ditaruh di kandang Persis. “Stadion Manahan kan tempat publik yang banyak dikunjungi, jadi konsepnya bisa dibikin museum mini seperti markas klub-klub Eropa. Kalau di Balai Persis, kadang orang mau masuk ragu karena kondisinya sepi,” ujarnya.

Trofi di Balai Persis

Penelusuran Solopos.com, Balai Persis masih menyimpan trofi berbahan kayu saat klub menjadi runner up Liga Perserikatan tahun 1937, piala Steden Westrid PSSI saat Persis Solo juara Liga Perserikatan 1939 hingga saat menjadi runner up Divisi Utama 2006. Trofi berbentuk cangkir hadiah turnamen di Klaten pada September 1923 bahkan masih tersimpan.

Mayoritas piala belum teridentifikasi. Tri menyebut upaya memindah piala ke Stadion Manahan dapat mendorong stakeholder untuk melengkapi keterangan sejarah dari masing-masing trofi. “Ini bagian penyelamatan sejarah. Namun sebelum ini dilakukan, perlu diperjelas status kepemilikan piala-piala Persis.”

Lebih jauh Tri mengatakan keberadaan piala di Stadion Manahan bakal meningkatkan mental bertanding penggawa Persis. “Saya yakin ada efek psikologis, pemain meresapi bahwa Persis ini klub besar. Di sisi lain, tim tamu bakal gentar ketika melewati koleksi piala Persis.”

Baca Juga: Honda Jepang Resmi Luncurkan Sepeda Motor Roadster Retro GB350 & GB350S

Penulis buku Bangkitlah Sang Legenda, Nikko Auglandy, sependapat dengan usulan Tri Utomo. “Saya pikir ini menarik. Setahu saya Persis salah satu klub yang paling banyak menyimpan trofi, bahkan lebih banyak dari Persija dan Persib.”

Press Officer Persis yang turut menjadi pembicara bedah buku, Bryan Barcelona, mengaku bakal menyampaikan masukan itu pada manajemen. “Persis perlu meniru pendekatan klub-klub Eropa meski belum bisa 100%, bagaimana pengunjung itu bisa merinding ketika masuk stadion. Piala Persis memang sewajarnya tidak hanya tersimpan di lemari dan setahun sekali dibersihkan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya