SOLOPOS.COM - Nurhadi Hanuri, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo sedang melakukan percepatan untuk pengisian kepala sekolah Selasa (17/5/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Ratusan kursi kepala sekolah (kepsek) di berbagai tingkatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kosong. Hal ini karena ratusan kepala sekolah tersebut telah masuk masa pensiun.

Total ada 200 sekolah dari tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah pertama (SMP).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiadaan kepala sekolah itu untuk sementara digantikan oleh pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah. Tujuannya agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan.

‘’Ada sekitar dua ratusan sekolah yang terjadi kekosongan jabatan Kepala Sekolah saat ini,’’ kata Nurhadi Hanuri, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Ponorogo, Selasa (17/5/2022).

Posisi jabatan kepala sekolah yang kosong itu paling banyak terjadi di tingkat SD. Nurhadi mengatakan bahwa jumlahnya ada sekitar 75% dari total SD yang masih aktif di Ponorogo. Jika dihitung ada sekitar 150 lebih. Namun, kekosongan di SMP sekitar puluhan saja. Disusul jumlah kekosongan di TK lebih minim lagi.

Baca Juga: Sah! Dua Perda di Ponorogo Resmi Dicabut, Ini Alasannya

‘’Sebenarnya masalah itu bisa selesai. Yaitu, sebelum guru penggerak lulus diizinkan untuk mengambil dari guru-guru yang memiliki kompetensi yang bagus,’’ ujarnya.

Setelah melalui seleksi administrasi, maka ada diklat penguatan yang dilakukan oleh Dindik. Diklat itu bertujuan agar para guru mempunyai kelayakan untuk menjadi Kepala Sekolah. Sebab, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LP2KS) sudah tidak ada lagi. Maka, ada keleluasaan untuk mengisi jabatan Kepala Sekolah.

‘’Walaupun LP2KS tidak ada, tapi setiap Kepala Sekolah hanya bisa menjabat satu periode saja. Empat tahun,’’ jelas Nurhadi.

Baca Juga: Kasihan, Pelajar di Ponorogo Ditemukan Tewas karena Tersengat Listrik

Nurhadi mengeluhkan banyak sekolah yang kurang perhatian terhadap layanan pendidikan jika dipimpin oleh Plt Kepala Sekolah. Sebab, mereka memiliki dua tugas yang harus dipenuhi. Pihaknya mengatakan butuh percepatan sehingga tidak ada lagi jabatan Plt Kepala Sekolah.

‘”Dibutuhkan pemimpin yang definitif yang mampu untuk mengkomunikasikan aktivitas pembelajaran di suatu sekolah dengan baik,” katanya.

Dindik Ponorogo menargetkan paling cepat akhir Mei hingga awal Juni, kekosongan kepala sekolah itu akan dipenuhi dengan kepala sekolah baru yang akan dilantik oleh Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko nantinya. Rata-rata umur bagi kepala sekolah yang akan dilantik ini, kata Nurhadi cukup muda. Yakni dikisaran usia 40-tahun.

“Dengan umur segitu, tentu masih sangat berpotensi untuk menjabat sekolah lagi diperiode berikutnya,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya