SOLOPOS.COM - Ratusan remaja Pasuruan digelandan di halaman Mapolres Pasuruan karena berbuat onar. (detik.com)

Solopos.com, PASURUAN — Diduga termakan isu di media sosial, ratusan remaja di Pasuruan, Jawa Timur, melakukan aksi menolak PPKM Darurat, Kamis (15/7/2021). Sayangnya, aksi yang mereka lakukan tak simpatik, melainkan berbuat onar.

Aparat Polres Pasuruan pun turun tangan menangkapi para remaja tersebut. Mereka pun diminta menjalani rapid test antigen. Hasilnya, ada 23 remaja yang ketahuan positif Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Hasilnya baru saja keluar, ada 23 yang positif swab antigen. Sebelas orang dari Kota Pasuruan, 11 orang dari Kabupaten Pasuruan dan 1 dari Probolinggo,” kata Kapolres Pasuruan Kota AKBP Arman, Jumat (16/7/2021).

Arman mengatakan fakta adanya puluhan remaja positif swab antigen tersebut menjadi seusatu yang dikhawatirkan. Apalagi saat ini kasus Covid-19 di Kota Pasuruan terus naik.

Baca Juga: Banyak Jalan Ditutup, Bus Sugeng Rahayu dan Eka Mira Berhenti Beroperasi Per Hari Ini

“Inilah yang kami khawatirkan apabila ada pihak yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi dengan mengumpulkan adik-adik kita ini yang gampang tersulut, gampang terprovokasi. Ini yang kita khawatirkan dari awal,” jelasnya.

Arman menceritakan ratusan remaja itu bergerak secara tiba-tiba. Mereka tak memiliki komando di lapangan. Ratusan remaja itu tiba-tiba berkumpul di Jl, Pahlawan dan Jl. Wahidin Sudiro Husodo pukul 13.00 WIB. Mereka bergerak menuju Stadion Untung Suropati dan diduga akan menuju balai kota.

Petugas yang tiba di lokasi langsung menghalau massa. Tembakan gas air mata sempat dilepaskan hingga membuat massa kocar-kacir.

Lempar Batu

Sebagian remaja sempat melempari batu ke arah petugas. Selain petugas, mereka juga melempari batu pos polisi di Simpang 3 Slagah dan rumah warga.

Setelah konsentrasi massa dipecah, ratusan remaja yang bikin onar kemudian ditangkap dan digelandang ke mapolres. Puluhan motor juga disita.

“Ini yang kita sayangkan ya. Penggunaan media sosial yang nggak bijak, digunakan propaganda orang yang berkepentingan. Kasihan anak-anak muda kita dijerumuskan. Tadi masyarakat semua menyayangkan. Bahkan tadi banyak gang yang ditutup saat mereka mau kabur ke permukiman,” terang Arman.

Arman mengaku pihaknya masih menyelidiki siapa provokator dari aksi tersebut. “Mereka terkena hasutan yang disebar di media sosial. Pasti akan kita cari pihak yang bertanggung jawab. Reskrim akan menelusuri,” kata Arman.

Baca Juga: Seorang Lansia di Ponorogo Ditemukan Gantung Diri di Kandang Kambing

Sebagian remaja yang tak ikut bikin onar seperti melempari petugas dan pos polisi, akan dikembalikan ke keluarga. Mereka harus dijemput orang tua, kepala sekolah dan RT.

“Beberapa di antaranya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan diproses hukum,” pungkas Arman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya