SOLOPOS.COM - Serial Shehrazat (Twitter)

Rating TV Indonesia setiap era tidak bisa lepas dari tayangan drama dari luar negeri mulai dari Amerika Latin hingga Turki.

Solopos.com, SOLO – Demam serial drama Turki yang tengah melanda masyarakat Indonesia saat ini nampaknya bukanlah hal baru. Sejarah perfilman di Indonesia memang tak pernah bisa lepas dari sejumlah drama luar negeri. Generasi 1990-an pastilah masih ingat dengan drama-drama romantis seperti RosalindaMarimarBetty La FeaCinta Paulina dan lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Serial dari Amerika Latin ini sempat menduduki posisi tertinggi di hati para penonton di Indonesia. Kala itu hampir semua stasiun televisi swasta menayangkan telenovela yang rata-rata bertema percintaan nan romantis. Setelah beberapa tahun bertengger di layar kaca Indonesia pamor telenovela kian meredup. Minat masyarakat mulai berubah.

Beriringan dengan telenovela, di era 1990-an Stasiun TV Swasta  MNCTV – dulu TPI- rutin menayangkan serial India seperti Ramayana dan Mahabharata  versi lawas.

Stasiun TV RCTI dan SCTV pun ikut menayangkan film India, pada slot daytime. Pada tahun 1998, Indosiar menggebrak lewat penayangan film India di waktu primetime dalam program bernama Mega Bollywood. Judul pertama yang tayang Kuch Kuch Hota Hai meraih rating tinggi. Tak menunggu lama, SCTV lantas membuat slot Gala Bollywood disusul RCTI dengan Layar Emas Bollywood yang juga tayang di waktu primetime.

Tren ini kemudian memudar di era 2000-an. Produk lokal, mulai merajai layar kaca. Kalau pun ada tayangan impor yang diterima pemirsa TV, umumnya berasal dari Asia Timur seperti Korea Selatan dan Taiwan.

Di era sekarang, demam India kembali terasa ketika Stasiun TV  ANTV menayangkan serial Mahabharata di slot primetime. Pemain serial Mahabharata disambut dengan luar biasa oleh publik. Kesuksesan serial Mahabharata disambut baik ANTV dengan mendatangkan langsung para pemain. Hingga sekarang para pemain serial Mahabharata bahkan memiliki sejumlah program acara sendiri yang tayang secara khusus di ANTV.

Romantis

Pada tahun 2000-an, setelah Laga Bollywood ditinggalkan para pemirsanya, drama romantis dari Asia ramai-ramai diputar. Diawali drama seri asal Negeri Gingseng seperti Autumn In My Heart atau Endless Love yang tayang pada 2000-an.

Disusul beberapa serial romantis lainnya seperti Full House, Winter Sonata dan The Sun and the Moon. Kendati telah lama, drama Korea masih diminati hingga kini. Bahkan kaum muda Indonesia banyak yang berkiblat pada budaya-budaya Korea.

Selain Korea, serial drama dari negara Asia lainnya seperti Taiwan juga sempat mengambil hati para penonton televisi di Indonesia. Salah satu serial drama Taiwan yang populer era 2000-an ialah Meteor Garden tayang di Indosiar selama satu jam mulai Pukul 23.00 WIB. Rating serial Meteor Garden cukup tinggi.

Sampai-sampai beberapa televisi swasta berulangkali kembali menayangkan serial tersebut. Bahkan setelah Meteor Garden tamat, masing-masing pemain utama yang dikenal dengan sebutan F4 dibuatkan drama seri sendiri-sendiri. Drama seri mereka ditayangkan hampir bersamaan di sejumlah televisi swasta seperti Orange Boy di RCTI, Poor Prince Idol Boy di MNC TV, saat itu masih TPI.

Meski belum sepenuhnya lupa dengan romantisme para pemain drama Korea, Indonesia kembali menggandrungi produk impor. Ya, serial Turki yang diperkenalkan di Indonesia sejak akhir 2014 oleh Stasiun Televisi Swasta ANTVKing Sulaeman atau Abad Kejayaan menarik minat para penonton. Hingga kini sejumlah serial drama Turki nan romantis ditayangkan di sejumlah stasiun televisi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya