SOLOPOS.COM - Warga Dusun Pangkle, RT 032, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen, menunjukkan beras seharga Rp25.000/15 kg, yang sudah berkutu dan kepompong ulat, Senin (29/8/2016). (Moh. Khodiq Duhri/JIBI/Solopos)

Raskin Sragen, warga Sambungmacan dikagetkan dengan beras untuk warga miskin yang sudah berkutu dan ada kepompong ulat.

Solopos.com, SRAGEN–Warga Dusun Pangkle, RT 032, Desa/Kecamatan Sambungmacan, Sragen, dibuat heran dengan kualitas beras untuk warga miskin (raskin) yang mereka terima. Selain penuh bangkai kutu, raskin tersebut juga dipenuhi kepompong ulat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga juga mengeluhkan kondisi beras yang sudah pecah-pecah alias jadi menir. Tidak hanya itu, raskin yang mereka dapatkan bulan ini juga berbau apak. ”Melihat buruknya kualitas raskin ini, saya jadi tidak tega untuk memasaknya. Raskin itu sudah kami terima pada Rabu [24/8/2016] lalu. Saya membayar Rp25.000 untuk 15 kg raskin itu. Namun, sampai sekarang saya tidak berani memasaknya. Takut kenapa-kenapa kalau keluarga kami memakannya,” jelas Karti, 45, warga setempat kala ditemui wartawan di halaman rumahnya, Senin (29/8/2016).

Daripada dikonsumsi sendiri, Karti memilih menjadikan raskin itu sebagai pakan ayam. Dia memilih memasak beras dari hasil panen sendiri. Sejak menerima raskin pada awal Januari lalu, baru kali ini dia mendapat beras dengan kualitas buruk. ”Saya tidak tahu mengapa kualitas raskin yang saya terima ini buruk sekali. Padahal, sebelum-sebelumnya tidak seperti ini,” terang Karti.

Tukiman, 59, warga lainnya mengaku ragu untuk memasak raskin itu. Setelah didiamkan berhari-hari, istrinya akhirnya memberanikan diri memasak raskin itu setelah bersih dari kutu dan kepompong ulat. ”Kalau sudah matang, rasa beras ini agak aneh. Ada sedikit rasa pahit saat dikunyah,” terang Tukiman.

Perangkat Desa Sambungmacan, Sutrisno, mengatakan terdapat 532 warga miskin yang mendapat raskin. Masing-masing mendapat 15 kg raskin setelah membayar Rp25.000. Dia mengaku tidak mengetahui bagaimana kualitas raskin yang dibagikan kepada warganya itu. Setahu dia, petugas dari Kecamatan Sambungmacan sudah mengecek kondisi raskin untuk memastikan barang itu layak dikonsumsi. ”Sebelum kami ambil di Gudang Bulog Duyungan, ada petugas dari kecamatan yang mengecek kondisi beras itu. Kami memang tidak sempat mengeceknya sendiri,” jelas Sutrisno.

Sutrisno mengaku belum mendapat laporan dari warga terkait buruknya kualitas raskin bulan ini. Dia berharap warga bisa langsung melapor apabila menemukan raskin yang tidak layak konsumsi. ”Kalau segera dilaporkan, raskin itu sebenarnya masih bisa ditukar dengan raskin yang kualitasnya lebih baik. Tapi, sampai sejauh ini saya tidak mendapat laporan,” kata Sutrisno.

Menanggapi hal itu, Kepala Gudang Bulog Duyungan, Nur Fuad, menjelaskan raskin yang diterima warga merupakan beras medium yang diserap dari petani oleh Tim Sergap TNI empat bulan lalu. Dia menegaskan proses penyimpanan beras itu sudah sesuai standar. Pihaknya juga sudah melakukan spraying selama sebulan sekali dan fumigasi selama tiga bulan sekali untuk menjaga kualitas beras.
“Fumigasi bisa dilakukan fleksibel apabila ada serangan hama. Kalaupun masih ada hama kutu, bisa dipastikan sudah mati itu. Beras itu masih layak dikonsumsi,” klaim Fuad kala berbincang melalui sambungan telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya