SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (kiri) meninjau ketersediaan beras dan penyerapan gabah di gudang Bulog Banaran, Delanggu, Klaten, Senin (29/3/2021) siang. Stok pangan di Jateng menjelang Ramadan dan Lebaran 2021 dinilai dalam kondisi aman. (Solopos/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATENBeras Delanggu, Klaten, diyakini sangat berkualitas dari segi rasa dan penampilan. Hal itu yang menjadikan beras Delanggu akan terus melegenda dan sulit ditandingi beras dari wilayah lain di Tanah Air.

Hal itu diungkapkan Ketua II Kelompok Tani Nelayan Andalan atau KTNA  Klaten, Atok Susanto, kepada Solopos.com, Senin (14/2/2022). Atok yang juga dikenal sebagai petani tulen asal Desa Tlobong, Kecamatan Delanggu ini mengungkapkan beras Delanggu selalu memiliki ciri khas. Di kalangan “pemain” dan pencinta beras di Tanah Air, ciri khas tersebut tak bisa dibohongi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ciri khas beras dari Delanggu itu terletak pada rasa dan tampilannya. Dari segi rasa, jelas enak dan pulen. Dari tampilan itu, terlihat bening. Dua hal ini tak bisa ditiru daerah lain. Ini terkait dengan kualitas tanah dan air di Delanggu,” katanya kepada Solopos.com, Senin (14/2/2022).

Baca Juga: Kisah Beras Delanggu yang Kini Tinggal Nama

Atok Susanto mengatakan kondisi tanah dan air di Delanggu sangat mendukung masyarakatnya menanam tanaman padi sepanjang musim tanam setiap tahun. Berbekal potensi alam yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, tanah pertanian di Delanggu sangat cocok ditanami padi.

“Kalau di Delanggu justru yang cocok itu pola padi-padi-pantun. Kalau ditanami palawija justru tak optimal. Cuma, tanah di Delanggu ini hampir tak pernah istirahat sejak zaman dahulu. Tak pernah ada pemulihan tanah lagi. Sehingga tanah di Delanggu yang bisa berproduksi padi lebih dari tujuh ton per hektare [gabah kering panen/GKP]. Saat ini paling menjadi 5,7 ton per hektare. Itu belum pengaruh herbisida yang mengakibatkan tanah menjadi bantat [keras],” katanya.

Meski kualitas beras Delanggu tak bisa ditiru oleh daerah lain, lanjut Atok Susanto, ternyata banyak “pemain” beras dari daerah lain yang mengakali sehingga brand beras Delanggu tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.

Baca Juga: Hari Pangan Sedunia, Perpadi Bagikan Beras Gratis ke Warga Delanggu

Sebagaimana diketahui, kisah beras Delanggu yang tinggal nama ini pernah disinggung Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi (Perpadi) Jateng, Tulus Budiyono, saat memberikan sambutan di Hari Pangan Sedunia 2021 di Karang, Kecamatan Delanggu, Sabtu (16/10/2021).

Saat itu, brand beras Delanggu dinilai masih sangat “menjual” di era milenial. Tak mengherankan, banyak bakul beras di berbagai daerah di Tanah Air masih menggunakan brand beras Delanggu guna memikat pelanggannya.

Brand beras Delanggu sudah dibawa kemana-mana. Beras Delanggu merupakan suatu brand yang hanya ada di Delanggu. Saat saya masih kecil, [orangtua] kalau enggak nempur beras Delanggu, maka enggak nempur dulu. Rasa beras raja lele Delanggu satu-satunya rasa yang paling lezat di Indonesia,” katanya saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya